Eksotisnya Klenteng Pecinan Semarang
Laporan : Redaksi
SEMARANG, (Tubas) – Mengantar teman dari Singapura jalan-jalan di Pecinan Semarang, (8/4) menyisakan kekaguman. Memasuki kawasan pecinan (Chinatown) Semarang, ibarat memasuki wilayah 1001 klenteng. Hampir di setiap ujung gang terdapat klenteng, dengan keistimewaan masing-masing. Ada 11 klenteng besar di Semarang, 10 di antaranya terdapat di kawasan pecinan. Tengok saja, Klenteng Siu Hok Bio, Hoo Hok Bio, Kong Tik Soe, Tay Kak Sie, Tong Pek Bio, Liong Hok Bio, Tek Hay Bio, Wie Wie Kiong, See Hoo Kong, dan Klenteng Grajen. Semuanya berada di kawasan Pecinan Semarang.
Kawasan yang terletak di sekitar Gang Lombok, Gang Pinggir, Gang Warung, Gang Baru, dan Gang Gambiran ini kalau malam menjadi kawasan yang eksotis dan sangat oriental, dengan suasana Pasar Semawis-nya. Apalagi bila pas Imlek, ratusan lampion serba merah menghiasi di sepanjang jalan, mengingatkan kami pada suasana chinatown di San Fransisco, New York maupun di Sidney. Klenteng Siu Hok Bio di Jalan Wotgandul Timur adalah klenteng tertua di pecinan. Didirikan tahun 1753, klenteng ini masih mempunyai warisan kuno, berupa cincin pegangan pintu dan ukiran pada ambang atas pintu klenteng.
Sedang Klenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok, adalah klenteng induk yang menjadi simbol heroisme etnis Cina di Semarang. Monumen perlawanan masyarakat terhadap penjajahan Belanda. Klenteng terbesar di kawasan pecinan adalah Klenteng Wie Wie Kiong di Jalan Sebandaran I. Klenteng ini memiliki kolam hias di atrium depannya, yang menjadi simbol bahwa semua masalah bisa diselesaikan. Keunikan klenteng ini adalah, adanya beberapa patung manusia yang bentuknya dipengaruhi oleh gaya arsitektur Eropa. (bambang sutiyono)