Dialog Untuk Menyelesaikan Masalah
Oleh: Fauzi Azis
DIALOG adalah sebuah cara atau metode komunikasi yang bersifat dua arah yang biasanya diselenggarakan dalam rangka proses sosialisasi tentang progam, dalam rangka pembelajaran atau dalam kaitan untuk menyerap aspirasi dan menerima masukan tentang berbagai masalah yang perlu dicarikan solusinya. Praktek penyelenggaraan dialog serupa, banyak dikerjakan oleh partai politik, organisasi massa dan juga sering dilakukan pemerintah dengan rakyatnya untuk mendialogkan berbagai isu penting yang dianggap sebagai masalah yang harus diselesaikan.
Dialog yang baik, materi dan substansinya harus dirancang dengan baik pula. Kerangka kerjanya juga sudah ditetapkan sedemikian rupa sampai tergambar langkah penyelesaian masalah yang akan dicapai. Dengan cara demikian, dialog-dialog tersebut akan dapat berjalan efisien dan efektif, tidak hanya buang-buang waktu, tenaga, pikiran dan juga biaya. Jangan sampai, atau bahkan tidak boleh terjadi proses dialog hanya berujung kepada terjadinya dialog-dialog selanjutnya untuk membahas substansi masalah yang sama atau minimal kurang lebih sama.
Dialog yang dirancang untuk mendiskusikan penyelesaian suatu masalah harus benar-benar dapat landing dengan mulus, dalam pengertian masalah yang didiskusikan benar-benar dapat diatasi. Setiap masalah yang dapat diselesaikan melalui proses dialog, pasti akan mendatangkan kepuasan bagi para stakeholders yang terkait dengan masalah tersebut.
Ada darah segar dan semangat untuk terus mendedikasikan pengabdiannya di bidang yang digelutinya dengan penuh optimisme akan masa depannya. Dan yang paling bernilai tinggi dari proses dialogis yang berujung pada terselesaikannya masalah, baik sebagian atau seluruhnya, adalah menguatkan kepercayaan kepada pemimpinnya.
Ibarat seorang pilot yang berhasil mendaratkan pesawatnya degan mulus (soft landing), pasti seluruh awak dan penumpangnya senang dan puas. Seluruh penumpang akan semakin percaya kepada perusahaan airlines tersebut dan selalu mengapresiasi pilot-pilotnya karena selalu berhasil menerbangkan pesawatnya saat take off dan landing dengan aman dan memuaskan. Ini sekadar ilustrasi bagaimana kalau sebuah proses dialog akan berujung dan berakhir pada terselesaikannya berbagai masalah yang dihadapi masyarakat di bidang apapun, apakah di ranah politik, ekonomi dan bisnis.
Tanpa landing dengan baik (dalam arti dialognya menghasilkan keputusan yang brilian untuk mengatasi masalah), cepat atau lambat, lama-lama para stakeholders-nya akan kehilangan kepercayaan, baik kepada institusinya maupun kepada para pemimpin, CEO dan kepada para manajernya. Sistem apapun yang dianggap baik, akan menjadi sia-sia manakala solusi terbaik tidak pernah dapat diraih melalui proses dialog.
Keputusan apapun bentuknya yang dianggap baik dan efektif bila bentuk instrumentasi keputusan tersebut dapat menjawab kebutuhan di lapangan, merespon tantangan, masalah dan peluang yang ada di depan mata. Kerangka waktu itu menjadi sangat penting dan harus diperhitungkan karena sejak dialog direncanakan, dilaksanakan sampai dengan diselesaikan melibatkan banyak sumber daya organisasi yang dipergunakan. Kalau tidak, lagi-lagi para stakeholders akan hilang kepercayaan.
Kredibilitas para pemimpin, CEO dan para manajer akan menurun dan lama-lama pudar ditelan bumi dan tidak ada kenangan manis yang ditinggalkannya. Satu hal yang harus kita fahami bersama bahwa pada akhirnya kita semua tidak berkehendak untuk menumpuk masalah dari waktu ke waktu. Yang kita kehendaki bersama adalah terselesaikannya masalah demi masalah satu demi satu agar jangan menimbulkan sumbatan-sumbatan di sana-sini.
Proses dialog adalah hanya salah satu cara untuk mendapatkan fakta dan data lapangan yang lebih riil atas suatu masalah yang akan kita pecahkan. Proses dialog adalah untuk menggali pikiran positif dari para pihak guna memperoleh masukan mereka tentang apa yang seharusnya dikerjakan dan bagaimana melakukannya agar masalah yang dihadapi dapat terpecahkan dan teratasi dengan baik dan berkualitas.
Yang maha penting justru terletak pada proses setelah dialog selesai dijalankan, yaitu proses pengambilan keputusan final tentang berbagai isu yang akan dipecahkan dan diurai sehingga masalah-masalah tersebut tidak lagi menjadi beban, baik beban bagi pengambil keputusan, beban bagi institusi dan beban bagi masyarakat.
Rian Nugroho dalam bukunya berjudul “Analisis Kebijakan”, memberikan suatu pemahaman kepada kita bahwa ada 6 nilai pokok yang harus dikuasai dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam kaitan kebijakan publik, yaitu :
1) Nilai kecerdasan, yaitu bahwa proses memecahkan suatu masalah harus menyentuh pada inti permasalahannya. Nuansa inovasi sangat diperlukan dalam proses ini.
2) Penuh dengan nilai kearifan dalam pengertian masalah yang sudah dapat diatasi tidak menimbulkan masalah baru yang lebih besar.
3) Memberikan harapan bagi masyarakat dan mendorong spirit untuk maju dan terus berfikir positif, tidak sebaliknya.
4) Memperjuangkan kepentingan publik yang lebih luas dan memberikan ruang yang seluas-luasnya pula bagi pengembangan kapasitas masyarakat untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik.
5) Memotivasi dan mendorong masyarakat untuk melaksanakan keputusan yang telah diambil tanpa harus dipaksa atau pun diberi insentif khusus.
6) Mengembangkan produktifitas dan efisiensi dan efektifitas dalam implementasi keputusan-keputusan penting yang telah ditetapkan.
Akhirnya menyelesaikan masalah di bidang apapun jika dilakukan melalui proses dialogis, akan memberi hasil yang lebih baik. Yang penting momennya tepat, kualitas keputusannya baik dalam arti benar-benar dapat memenuhi sebagian/seluruhnya keinginan masyarakat dan kebutuhan para stakeholders. Musyawarah untuk mufakat jauh lebih baik untuk menyelesaikan masalah dan dialog yang terbuka adalah metode yang baik untuk dijalankan. ***