Desain Furniture Rotan dan Kayu Tidak Boleh Lagi Spekulatif
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Pelaku industri barang jadi rotan dan kayu, selama ini memproduksi produknya dengan cara spekulasi. Mereka langsung memasarkan produknya tanpa lebih dulu melakukan riset tentang desain apa yang sedang digemari konsumen asing.
‘’Maka tidak jarang produk jadi berbahan baku rotan dan kayu buatan Indonesia tidak diterima konsumen internasional, karena desainnya tidak sesuai dengan selera mereka,’’ kata Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Kementerian Perindustrian, Edy Sutopo di ruang kerjanya kemarin.
Untuk itu lanjutnya, pola kerja desainer furniture rotan dan kayu yang selama ini cenderung spekulatif, harus diubah. Sebelum melakukan desain, baik pelaku industri maupun desainer harus lebih dulu melakukan riset penelitian secara internasional.
‘’Istilah kami yang harus kita lakukan mulai sekarang adalah market intelijen,’’ kata Edy Sutopo.
Kira-kira desain yang bagaimana yang sedang ngetrend di pasar internasional, kata Edy Sutopo, hal itu yang wajib diriset oleh para desainer agar produk yang didesain itu mendapat tempat di hati konsumen asing.
‘’Terus terang saya katakan, yang terjadi selama ini, desain produk kita dilakukan tanpa diawali penelitian yang seksama. Kesannya, desain itu hanya berdasarkan selera pelaku industri dan selera desainer. Padahal yang paling tepat, desain itu harus memenuhi selera konsumen,’’ jelasnya. (sabar)