Cegah Penyesatan Atas Nama Agama

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

YOGYAKARTA, (Tubas) – Para da’i atau pendakwah Islam memiliki peran besar dalam mencegah terjadinya praktek-praktek penyesatan atas nama agama yang meresahkan masyarakat. Seperti terjadi belakangan ini banyak orang tua atau keluarga di berbagai kota melaporkan kehilangan anak-anak mereka karena menjadi korban “cuci otak” oleh kelompok yang disebut-sebut sebagai gerakan Negara Islam Indonesia (NII).

Hal ini dikemukakan Drs Hamdan Daulay MSi, MA, pengajar Komunikasi Politik pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, menanggapi hangatnya isu-isu sejumlah mahasiswa dan warga masyarakat telah menjadi korban NII tersebut.

“Harus diakui, dewasa ini masyarakat dan para orang tua banyak yang resah dan dicekam kekhawatiran kalau-kalau ada anggota keluarganya atau anak-anak mereka yang menjadi korban NII. Tak hanya para orang tua, kalangan kampus pun banyak yang khawatir kalau-kalau ada mahasiswanya yang menjadi korban,” kata Hamdan Daulay, kepada Tubas, di kampus UIN Yogyakarta, Kamis (12/5).

Kekhawatiran itu, menurut Hamdan, bisa dipahami. Karena berdasarkan pengakuan para korban atau yang pernah terlibat di dalamnya, mereka tidak hanya dibai’at tapi juga telah dicuci otak yang akibatnya bisa melupakan serta memusuhi keluarga, bahkan rela melakukan tindakan-tindakan tak terpuji demi mencapai sesuatu.

Untuk itu, lanjut Hamdan, kemampuan para da’i dan da’iyah harus senantiasa ditingkatkan dan ditambah dengan pemahaman yang lebih luas tentang keberagaman, multikulturalisme, dan kehidupan berbangsa serta bernegara dalam naungan NKRI.

“Dan, Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga bekerjasama dengan Lembaga Dakwah Islam Indonesia DIY baru-baru ini telah melakukan hal itu, yaitu pelatihan para da’i dan da’iyah,” ujar Hamdan Daulay yang menjadi wakil ketua dalam panitia pelatihan da’i dan da’iyah tersebut. (s eka ardhana)

CATEGORIES
TAGS