Bus Sekolah Bakal Dihapus?

Loading

Oleh: Anthon P.Sinaga

ilustrasi

ilustrasi

BUS sekolah yang kutunggu…… kutunggu………tiada yang datang…., demikian sepotong bait lagu ciptaan Koes Bersaudara yang cukup akrab dan berkesan di telinga anak-anak muda, khususnya anak-anak sekolah tempo dulu, yang mungkin tidak lama lagi akan menjadi kenyataan.

Soalnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama sudah memberikan isyarat, bahwa Bus Sekolah yang dikenal dengan warna kuning pekat itu bakal dihapus. Ia menilai pemanfaatannya tidak efektif, sehingga pembiayaan dari APBD DKI Jakarta dianggap mubazir.

Sesungguhnya, ide pengadaan bus sekolah oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2007, cukup terpuji dan memberikan perhatian yang simpatik bagi para pelajar. Semestinya dengan adanya bus khusus yang gratis bagi para pelajar ini, akan mendorong perasaan satu korps atau satu korsa, yang membedakan mereka dari strata masyarakat lain yang bukan pelajar.

Seharusnya, adalah rasa kebanggaan yang muncul, dan semangat belajar yang lebih baik lagi, karena mereka benar-benar mendapat perhatian khsusus dari pemerintah, dalam hal ini pemerintah daerah. Bukan lagi ada rasa persaingan, atau permusuhan, dan bahkan tawuran antarpelajar.

Kesan itu pula yang terjadi antarpelajar, khususnya insan berlainan jenis yang kerap janjian menuggu bus angkutan sekolah itu, di satu perhentian tertentu. Sehingga, lagu Koes Bersaudara tadi teramat berkesan dan menumbuhkan kisah kasih di sekolah, dan bahkan berlanjut hingga lepas sekolah.

Dulu memang bus sekolah disediakan sekolah-sekolah tertentu, atau instansi swasta, pemerintah, ataupun perusahaan perkebunan yang mendirikan sekolah untuk umum. Mungkin hal itulah yang menginspirasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan bus sekolah untuk warga kota, serta sebelumnya menginspirasi Koes Bersaudara untuk menciptakan lagu nostalgia yang melegenda itu.

Sayang memang, pengelolaan bus sekolah kurang maksimal. Bagaimana pengaturan operasionalnya, dan jurusan yang dipilih agar optimal pemanfaatannya. Buktinya, banyak pula pelajar yang tidak mengetahui adanya bus sekolah yang gratis tersebut. Padahal, biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah untuk pengadaan armada, pembelian BBM, gaji karyawan maupun suku cadang dan perawatannya, terbilang cukup besar.

Makanya, langkah yang perlu dilakukan saat ini adalah mengoptimalkan pemanfaatannya, agar bus-bus yang sudah ada tidak mubazir. Jadikanlah bus kuning ini menjadi kebanggaan anak-anak pelajar dan bila mungkin ditingkatkan sampai ke mahasiswa.

Kurang Sosialisasi

Harapan kita, sebelum bus sekolah ini dihapus, perlu disosialisasikan dulu itikad baik pemerintah daerah menyediakan bus sekolah untuk mendorong kegiatan belajar dan menunjang keberhasilan anak-anak terpelajar sebagai generasi penerus bangsa. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bus Sekolah dibawah Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, perlu mempromosikan dan mengkaji ulang sistem operasionalnya yang pasif selama ini.

Pengelolaannya hendaknya dimodernisasi dan perlu dipetakan jaringan operasi bus sekolah sesuai dengan lokasi sekolah yang dilayani. Mungkin rute-rute sekarang, perlu direformasi.

Akhir-akhir ini, sejumlah armada bus sekolah terlihat hanya terparkir di pul bus tersebut di daerah Pondok Gede, Jakarta Timur. Bus sekolah itu jarang terlihat beroperasi di jalan raya. Jika ada pun yang beroperasi, sebagian besar kosong pada jam berangkat dan jam pulang sekolah, mungkin rutenya tidak tepat. Satu-satu terlihat di sekitar terminal bus Kampung Melayu, Jakarta Timur, akan tetapi sekitar jam 12.00- 13.00 terlihat kosong, dan sebelum dan sesudahnya memang beroperasi, namun tidak hanya mengangkut kaum pelajar.

Menurut data yang ada, bus sekolah yang dikelola Pemprov DKI Jakarta saat ini, ada 81 unit, akan tetapi yang beroperasi hanya 44 unit. Bus sekolah ini beroperasi sejak tahun 2007 dengan rute Lapangan Banteng-Kemayoran-Pul BBG Perintis Kemerdekaan, Plumpang-Sunter-Kemayoran, Gandaria-TMII, Pulogadung-Pondok Kopi, TMII-Kampung Melayu, Kebayoran Baru-Pasar Minggu, Pasar Minggu-Lenteng Agung-UI, Pasar Minggu-Manggarai, Cawang-Plumpang, Cilincing-Pul BBG Perintis Kemerdekaan, dan Ranco-Condet-TMII. Beroperasi mulai pukul 05.00 hingga pukul 17.30 wib, mengangkut secara gratis pelajar yang berpakaian seragam sekolah ketika naik bus. Mubazir memang, kalau bus sekolah tidak dimanfaatkan, sementara angkutan umum belum mencukupi. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS