Belgia Tertarik akan Rumput Laut Karimunjaya

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

JEPARA, (Tubas) – Christian Tanghe, Duta Besar Belgia untuk Indonesia menyatakan, Belgia akan melihat kemungkinan kerjasama investasi dan impor rumput laut dari Karimunjawa. Duta Besar menyatakan hal itu di Semarang (11/5) pekan lalu.

Merespon peluang tersebut, sejumlah pengusaha melakukan kunjungan penjajakan ke Karimunjawa (14/5) dan Tubas menurunkan wartawannya, guna mengikuti perjalanan tersebut selama dua hari.

Di Kepulauan Karimunjawa, rumput laut yang mulai intensif dibudidayakan sejak tahun 2003, kini ternyata telah menjadi satu kekuatan baru ekonomi masyarakat. Dengan luas area budi daya 1.282 ha dan dilakukan oleh 824 orang pembudidaya.

Perairan Karimunjawa, Kemujan dan Parang, menghasilkan rumput laut 3.500 ton basah dengan nilai ekonomi 4 sampai 5 milyar rupiah per tahun. Kelompok pembudidaya Maslikun, Zulkifar dari Legon, Glaman, Kemujan, yang terdiri dari 14 petani, mengaku sekarang ini telah menikmati hasil pertanian mereka.

Ditanya soal kendala yang masih dihadapi, Maslikun menjelaskan, seperti halnya budidaya rumput laut di daerah lain, pembudi daya di Karimunjawa juga menghadapi jenis penyakit ice-ice, lumut dan ikan Semadar serta penyu.

“Karena itu perawatan rutin selalu kami lakukan,” ujarnya. Rokhiman dari Kelompok Alga Jaya menambahkan, budidaya hanya bisa dilakukan selama 7 – 8 bulan. Sebab saat musim angin barat, mereka tidak bisa melakukan budidaya karena gelombang cukup tinggi.

Persoalan bibit nampaknya juga masih menjadi kendala, karena bibit yang sudah beberapa kali dipanen akan rendah produktifitasnya. Informasi yang diterima Tubas, beberapa negara seperti Cina dan New Zealand, telah melakukan impor rumput laut dari sini. Beberapa buyer bahkan telah datang ke sini dan mengagumi kualitas unggulan rumput laut Karimunjaya.

Karena itu, kita akan terus kembangkan dan dengan sungguh-sungguh kita berharap rumput laut bisa menjadi komoditas unggulan Kabupaten Jepara, mendampingi produk furnitur dan ukir-ukiran yang telah lebih dulu menjadi komoditi ekspor. (bambang sutiyono)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS