Airlangga: Laptop Impor Marak di NKRI, Belum ada yang Dirugikan

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com)  – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor laptop sekaligus notebook per Mei 2018 sebesar US$ 100,1 juta. Secara kumululatif Januari-Mei 2018 mencapai US$ 425,9 juta.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, besarnya impor laptop tak lepas dari bea masuk untuk laptop sebesar 0%. Bea masuk ini sama dengan handphone.

“Nanti kita lihat bagian elektronik, tentunya kan bea masuk 0% jadi seperti handphone. Kalau handphone bisa tersaring karena ada inovation center,” kata Airlangga di Kementerian Koordinator Kemaritiman Jakarta, Kamis (28/6/2018).

Dengan bea masuk laptop 0%, artinya kata Airlangga memang tidak ada perlindungan dari sisi tarif.

“Kalau pengembangan kan sudah ada produksi, tapi memang antara domestik dan barang impor perlindungan tarif sudah tidak ada lagi,” ujarnya.

Pihaknya juga tak bisa memberikan bea masuk sebagai penghadang impor laptop ini karena akan ada yang dirugikan.

Nggak bisa, kecuali ada injury kita bisa kasih countervailing duties. Seperti di baja juga ada kita sebut war game antara Amerika dan China, jangka pendek Indonesia diuntungkan karena kita bisa ekspor. Tapi mid terms kita bisa dirugikan karena barang China bisa membanjiri kita. Satu-satunya yang bisa kita lakukan memperketat standar nasional industri SNI, kedua kalau ada kerugian retaliasi dalam bentuk bea masuk anti dumping,” jelasnya.

Airlangga menambahkan hingga saat ini belum ada pihak yang dirugikan atas maraknya impor laptop ini. Sehingga, hambatan impor tidak bisa diterapkan.

“Itu kan semua tergantung, sudah ada memprotes atau memberikan laporan atau nggak, selama itu tidak ada yang protes dirugikan. Selama ini belum,” tutupnya. (red)

CATEGORIES
TAGS