2030, Indonesia akan Memasuki Puncak Bonus Demografi

Loading

PADANG, (tubasmedia.com) – Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada tahun 2030 mendatang. Hal ini menjadi kekuatan bagi Indonesia dengan memiliki penduduk usia produktif (15-64 tahun) berjumlah lebih besar dibandingkan usia nonproduktif (65 tahun ke atas), dengan proporsi mencapai 67.5% dari total jumlah penduduk Indonesia.

Bonus demografi tentunya merupakan peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia, untuk menciptakan kesempatan kerja dan membangun daya saing SDM.

Sektor industri manufaktur merupakan prime mover dari perekonomian nasional yang dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya adalah sebagai kontributor terbesar terhadap PDB nasional. Industri pengolahan nonmigas diharapkan mampu menjadi pilar pembangunan untuk mewujudkan Visi Indonesia Maju 2045, yakni menjadi salah satu dari lima kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

“Untuk mencapainya, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, meliputi industrialisasi berbasis hilirisasi industri, pemanfaatan teknologi dan digitalisasi melalui Making Indonesia 4.0, pengembangan industri hijau untuk pertumbuhan berkelanjutan, dan tentunya penguatan SDM Industri sebagai pondasi dari berbagai kebijakan tersebut,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Kuliah Umum bersama para mahasiswa dan siswa sekolah Kemenperin di Politeknik ATI Padang, Senin (4/9).

Untuk mewujudkan agenda Visi Indonesia Maju 2045, industri manufaktur sebagai pilar pembangunan juga harus tumbuh dalam fase dan kecepatan yang diharapkan. Saat ini, Indonesia sudah keluar dari middle income trap dan masuk menjadi bagian middle income countries. “Sekarang pendapatan perkapita rata-rata adalah USD4.400 dan kita berharap dengan berbagai kebijakan dalam dua tahun ke depan, bisa mencapai titik USD5.500. Suatu target yang sangat challenging, tapi sebagai bangsa besar, kita harus berani menetapkan agenda besar,” tegas Menperin.

Dunia Berubah

Pola kerja masyarakat di dunia terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Disrupsi di berbagai sektor menuntut adaptasi yang cepat dengan munculnya pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan penguasaan keahlian baru.

Dalam Future of Jobs Report World Economic Forum (WEF) tahun 2023, di era Industri 4.0 terdapat pekerjaan baru yang muncul maupun hilang sepanjang tahun 2023-2027 seiring perkembangan teknologi.

Untuk itu, Menperin berpesan kepada para siswa dan mahasiswa agar terus mengembangkan potensi diri dengan belajar dari berbagai sumber. “Setidaknya ada tiga literasi baru yang harus dikembangkan, yaitu literasi data, literasi teknologi, serta literasi sosial, yaitu kecakapan komunikasi, kemampuan berpikir kritis dan sistemik, kepemimpinan, kecerdasan emosional, kecerdasan budaya, kewirausahaan dan yang tak kalah penting adalah kecerdasan spiritual,” kata Agus.

Menperin juga menekankan pentingnya mempersiapkan mindset untuk berani berpikir dan melangkah di luar kebiasaan. “Harus berani berpikir dan melangkah out of the box dalam mencari solusi-solusi yang dihadapi bangsa kita, khususnya yang dihadapi oleh industri, serta bagaimana pemikiran out of the box itu bisa menjawab tantangan dengan cepat,” pesannya.(sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS