Siapakah yang Tidak Menderita? Tetapi Buat Apa Susah
Oleh : R.M.K.Suratno
PEMBACA yang budiman, tentu pernah melihat pemandangan yang indah di langit biru di mana awan-awan hitam melayang dengan perlahan, sedangkan terlihat sinar terang dari cahaya matahari mengintip pada bagian-bagian yang tipis dari mega-mega itu? Pada musim hujan hal semacam itu sering tampak di mana-mana.
Alam hitam – sinar cemerlang, malam gelap – siang berderang, duka nestapa – suka ria, bukankah demikian irama kehidupan kita selama di dunia ini?
Mega gelap diartikan keadaan susah, jalan buntu dapat diartikan pikiran kita bingung, cahaya terang diartikan lambang terang karena tuntunan yang menuju ke kebahagiaan.
Siapakah dalam kehidupan ini yang tidak pernah mengalami susah karena berbagai penyebabnya? Sebenarnya setiap orang mengerti bahwa tidak ada kesusahan yang kita alami tanpa ada habisnya. Bahkan sering terjadi: “Kesusahan menjadi perintis kebahagiaan.” Oleh karena itu, hendaknya kita bijaksana saat mengalami penderitaan dengan penuh ketabahan dan kesabaran.
Bukankah seorang anak yang nakal harus mendapat ajaran dari orang tuanya (yang dianggap oleh anak beban berat baginya), tetapi sesungguhnya hal itu karena cinta dan sayang orang tua kepada anak, agar kelak anak itu menjadi orang yang baik yang dapat hidup bahagia?
Segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, pasti ada sebabnya, demikian pula ketika kita menderita sakit atau kekurangan. Apabila kita mau menyelidiki dengan teliti atau introspeksi diri, maka penderitaan yang sedang kita alami itu berasal dari kesalahan kita sendiri, seperti jika kita sakit, sebabnya adalah karena tidak menjaga asupan makanan, pola gerak dan pikiran, akhirnya menderita sakit.
Jika kita sedang menderita tetapi tidak mau introspeksi diri, maka yang ada adalah sedih, kesal, marah pada keadaan. Padahal semakin sedih hati kita, penderitaan semakin menyakitkan, dan penderitaan tidak akan kunjung reda. Ketika penderitaan tidak kunjung reda, yang bahaya adalah kita menjadi gelap mata, akhirnya berbagai cara, apa pun itu ditempuh (halal atau tidak halal).
Akhirnya, lupa sebenarnya setiap pribadi memiliki Tuhan yang Maha Pengasih, Penyayang. Jika kita sungguh-sungguh memohon kepada Yang Maha Kuasa dalam lubuk hati didasari kepercayaan yang kuat kepada-Nya, ketabahan dan kesabaran, pasti Tuhan menjawab permohonan hamba-Nya. Tuhan akan menuntun hamba-Nya yang sungguh percaya, berbakti serta tabah dan sabar dalam menjalani kehidupan ini.
Oleh karena itu, jangan pernah susah ketika menghadapi penderitaan, yakinkan diri bahwa Tuhan akan selalu melindungi, menyertai, menuntun hamba-Nya yang sungguh-sungguh percaya kepada-Nya. Caranya adalah dengan mau mengoreksi diri atas kesalahan yang pernah dibuat, kemudian bertobat dengan tidak akan mengulangi kesalahan lagi, mau berterima kasih kepada Tuhan bahwa, masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, setelah itu berserah dan bersemangat menghadapi penderitaan dengan hati terbuka.
Walaupun awan gelap dan hujan turun lebat, tetapi pasti hujan akan berhenti dan sinar matahari akan menerangi bumi lagi. Udara setelah hujan turun menjadi lebih bersih dan segar, tumbuhlah tunas harapan baru yang ceria memandang sinar matahari yang memancar ke segala arah tanpa membeda-bedakan tempat. ***