Siapa Calon Gubernur Jakarta?

Loading

Oleh: Anthon P.Sinaga

Ilustrasi

Ilustrasi

MASIH banyak warga Jakarta yang tidak mengetahui siapa-siapa calon gubernur dan wakil gubernur untuk periode 2012-2017 nanti. Menurut survei Pusat Kajian Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 64 persen dari 594 responden warga Jakarta dari lima kotamadya, kecuali Kepulauan Seribu, yang ditanyai pada 24 Mei hingga 4 Juni lalu, tidak mengetahui pasangan calon gubernur dan wakil gubernurnya. Padahal, pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur, hanya tinggal sebulan lagi.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, tampaknya kurang gencar mensosialisasikannya. Yang ada hanya disuruh “Kenali Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta,” dalam baliho atau spanduk yang banyak disebar, serta mengingatkan tanggal Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) hari Rabu, 11 Juli mendatang.

Sebenarnya, KPU tidak tabu menyebutkan nama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, biodata singkat, serta nomor undian masing-masing, agar masyarakat tidak seperti memilih ”kucing dalam karung”. Soal Daftar Pemilih Tetap (DPT) pun, masih dipertanyakan.

Pertarungan antarcalon memang akan terlihat pada masa kampanye mulai 24 Juni hingga 4 Juli nanti. Tetapi dalam waktu sekitar 10 hari itu, tentu pengenalan terhadap seseorang tidaklah amat mendalam. Justru, yang terlihat hanyalah tampilan luar aksi tebar pesona dan unjuk massa pendukung dari para pasangan calon,dan ujung-ujungnya jumlah pengeluaran duit yang terbanyaklah yang nantinya menentukan keunggulan.

Untuk calon sekarang ini, memang ada dua pasang calon independen yang didukung langsung oleh warga masyarakat dan empat pasangan calon lainnya yang diusung oleh partai politik. Kalau melihat perilaku partai politik yang hanya ingin merebut kekuasaan selama ini, ada baiknya gubernur Jakarta untuk periode nanti, dipilih dari calon independen, yang bertanggung jawab penuh terhadap pendukungnya. Ia bebas berkarya dan memperjuangkan kemajuan serta kepentingan warga masyarakat, tanpa harus mengikuti garis-garis komando dari elite partai politik.

Empat pasang calon gubernur yang diusung partai politik, tampaknya hanya menonjolkan keberhasilannya memimpin di jajaran eksekutif atau legislatif selama ini. Padahal, keberhasilan itu lebih banyak karena didukung oleh perangkat kerja organisasi yang sudah ada. Yang dibutuhkan adalah pemimpin yang berkarakter independen, berintegritas tinggi, berani, tegas dan penuh dedikasi, karena hal itu sudah pernah ditunjukkan oleh pemimpin Jakarta sebelumnya, yakni Ali Sadikin. Menurut survei LSI baru-baru ini, 90 persen respondennya mengidolakan pemimpin Jakarta berkarakter seperti Ali Sadikin.

Gencar Berpromosi

Calon gubernur petahana (incumbent) Fauzi Bowo, memang menjelang Permilukada ini gencar berpromosi tentang program-program populis yang sudah dan akan dilakukan. Antara lain, ketika meninjau pemukiman kumuh penduduk di tepi Kali Ciliwung baru-baru ini mengatakan, sudah ada program pembangunan waduk di selatan Jakarta untuk membebaskan rakyat dari banjir. Pada kesempatan berikutnya, ia pun mengutarakan sudah ada upaya peningkatkan layanan kesehatan bagi rakyat kecil, sehingga mendapatkan fasilitas layanan kesehatan 100 persen gratis.

Dia pun sudah meminta pengelola rumah sakit umum daerah dan puskesmas lebih mengutamakan pengobatan daripada birokrasi. Tahun ini telah mengalokasikan dana untuk peningkatan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat golongan bawah sebesar Rp900 miliar. Rencana memang bagus-bagus, tapi kalau tanpa kontrol sampai pada pelaksanaan di lapangan, maka semua hanya isapan jempol.

Semasa Gubernur Ali Sadikin, jelas garis komando dari atas ke bawah, dan setiap ada penyimpangan kebijakan akan ada sanksi tegas.

Dalam kesempatan berbicara di televisi baru-baru ini, Fauzi pun mengumbar tingkat pendapatan per kapita penduduk kota Jakarta, semasa kepemimpinanya, tidak kalah dari pendapatan penduduk di kota-kota di belahan Asia.

Dia pun dengan bangga menyampaikan prestasi wajar tanpa pengecualian atas laporan hasil pemeriksaaan keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta oleh BPK, padahal Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta baru-baru ini menyatakan tengah mengusut adanya indikasi korupsi di salah satu instansi di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Calon gubernur dari parpol lain pun, banyak mengumbar janji-janji, padahal rakyat sekarang sudah cukup cerdas. ***

CATEGORIES
TAGS
NEWER POST
OLDER POST

COMMENTS