RI-Jerman Tingkatkan Kerjasama bidang Industri

Loading

041114-internasional1

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian terus meningkatkan kerjasama internasional antara Indonesia dengan Jerman khususnya di bidang industri. Hubungan diplomatik dan ekonomi Indonesia – Jerman telah berjalan lebih dari 60 tahun, bahkan hingga saat ini hubungan bilateral semakin erat seiring dengan semakin baiknya pertumbuhan ekonomi di kedua negara.

Demikian disampaikan Menteri Perindustrian dalam sambutan yang dibacakan Dirjen KII Agus Tjahajana pada acara Kunjungan Delegasi Republik Federasi Jerman di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin 3 November 2014.

Acara tersebut dihadiri Wakil Duta Besar Republik Federasi Jerman di Indonesia H.E. Mr. Thorsten Hutter, Direktur Jenderal Kerjasama Ekonomi Kementerian Luar Negeri Republik Federasi Jerman, H.E. Mr. Dieter Heller, serta para pelaku usaha dan industri asal Jerman.

Sebelum membahas tentang potensi kerjasama di bidang industri, Dirjen KII terlebih dahulu menyampaikan gambaran tentang perkembangan kondisi makro perekonomian dan juga perkembangan sektor industri di Indonesia. Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi cukup tinggi yang konsisten selama 10 tahun terakhir.

Indonesia mampu membukukan pertumbuhan 6.3% pada tahun 2012 dan 5.8% pada tahun 2013, di saat banyak negara maju di dunia mengalami stagnasi. Pertumbuhan tersebut salah satunya dikontribusikan terutama oleh sektor industri yang mampu memberikan sumbangan sebesar 24% dari total PDB nasional.

Selama 5 tahun terakhir yaitu periode 2010-2014, hampir seluruh cabang-cabang sektor industri pengolahan non-migas mengalami pertumbuhan positif. Bahkan kinerja 5 tahun terakhir telah menjadi unsur kekuatan sektor industri untuk lebih mempercepat laju pertumbuhan ekonomi nasional di masa yang akan datang.

Pertumbuhan industri pengolahan non-migas yang cukup signifikan tersebut ditopang oleh tingginya produksi dan kontribusi cabang-cabang industri, antara lain: industri makanan, minuman dan tembakau; industri alat angkut, mesin dan peralatannya; serta industri kimia. Cabang-cabang industri tersebut terus menjadi penggerak utama pertumbuhan sektor industri.

Sementara itu, total perdagangan kedua negara pada tahun 2013 mencapai USD 7,3 miliar atau meningkat sekitar 0.64% dibanding tahun sebelumnya.

Indonesia tercatat mengalami defisit perdagangan sebesar USD 1,5 Milyar yang meningkat 38.6% dibandingkan tahun 2012. Ada pun impor produk industri Indonesia dari Jerman didominasi barang modal dan bahan penolong/baku khususnya di sektor industri. Sebaliknya Indonesia hanya mampu mengekspor produk hasil sumber daya alam seperti crude palm oil, biji tembaga, rempah-rempah, kayu dan olahan kayu dan karet.

Di bidang investasi, pada tahun 2013 Jerman menduduki peringkat ke 24 dengan nilai investasi USD 53,6 Juta dan bidang usaha yang diinvestasikan di Indonesia didominasi antara lain sektor semen dan farmasi. Realisasi ini sangat jauh dari potensi Jerman secara keseluruhan.

Melihat kenyataan tersebut, sebenarnya masih sangat terbuka peluang bagi industri Indonesia – Jerman untuk terus meningkatkan kerjasama. Oleh karena itu, Dirjen KII mengharapkan pertemuan ini dapat ditindak lanjuti dalam menciptakan peningkatan kerjasama Indonesia – Jerman khususnya di bidang industri dan investasi. (sabar)

CATEGORIES
TAGS