Rayap Selalu Menyerang dari Dalam

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

Ilustrasi

Ilustrasi

SEKOKOH apapun pilar-pilar kayu menopang sebuah bangunan, maka ketika rayap mulai menggerogoti dan berlangsung lama, kekokohan bangunan itu akan berkurang dan semakin lama banunan itu bisa roboh.

Rayap bekerja dari dalam, bukan dari permukaan kayu, sehingga banyak orang tidak tahu bahwa rayap sedang bekerja secara efisien dan efektif menghancurkan pilar-pilar kayu penopang bangunan. Rayap sangat jitu dengan kerjasama yang rapi dan kerja cerdas yang brilian melaksanakan misinya dengan strategi operasi senyapnya dan berhasil.

Ibarat dalam sebuah peperanangan, rayap sangat piawai menjalankan strategi perang gerilya yang efektif dan gerakan bawah tanah yang efisien. Hasilnya memang menakjubkan dan mengerikan sekaligus mengenaskan, karena kayu-kayu bangunan yang menjadi santapannya ketahuan nyaris merobohkan setelah didodos, ternyata di dalamnya sudah menjadi serbuk kayu halus, tapi dari luar/permukaan bentuknya nampak utuh.

Pemilik bangunan tidak tahu dan tidak sadar bahwa bangunan yang penopangnya dari kayu sedang disantap rayap. Tidak tahu karena rayap tidak pernah menyerang dari luar tapi langsung dari dalam. Kalau dari luar, dia hanya membuka lubang untuk akses masuk. Luar biasa pasukan rayap untuk memenangkan “peperangan”.

Gaya hidup perpolitikan di negeri ini banyak yang berperilaku seperti cara hidup rayap. Partai dengan elektabilitas tinggi, tapi makin lama makin turun karena ternyata di dalamnya banyak yang melakukan kerja politik seperti rayap. Melakukan gerakan “di bawah tanah”. Tujuannya tidak lain adalah “menghabisi” “lawan” politiknya di dalam partainya sendiri. Menghabisi musuh-musuh dalam selimutnya.

Bisa dibilang kerja politik yang seperti perilaku rayap tadi dalam peribahasa disebut air tenang menghanyutkan. Dengan lain perkataan bahwa kerja politik itu harus memerlukan kekokohan kelembagaan parpolnya. Kokoh idiologinya dan kokoh integritas para kadernya.

Sekarang ini tidak ada yang seidial itu. Buktinya rata-rata elit parpol banyak melakukan kerja politik seperti rayap tanpa kecuali apakah pada tubuh partai yang tergolong besar berumur relatif tua/muda, maupun pada partai sedang dan kecil. Kerja politiknya hanya sekedar cari makan, cari duit. Persis seperti rayap. Yang penting makan enak, tidak peduli pada suatu waktu bisa merobohkan bangunan partainya.

Partai yang sedang digerogoti pekerja politik “rayap” terpaksa harus bersih-bersih. Disiram dengan obat anti rayap yang paling mematikan. Misalnya obat anti rayap bermerek “pakta integritas”. Nampaknya manjur ketika obat anti rayap itu disiramkan. Tapi rayap itu telah membuat partai nyaris roboh padahal pilpres dan pileg sebentar lagi akan digelar.

Pertanyaannya adalah apakah obat anti rayapnya akan digunakan terus untuk memberantas rayap-rayap yang lain, baik rayap gede maupun rayap kecil, hanya rumput bergoyang yang tahu. Semua berpulang kepada tokoh-tokoh elit politik dan para dewa-dewanya. Yang pasti sebagai rakyat tidak rela kalau negara ini hanya dikerubutin rayap-rayap predator yang membahayakan keutuhan dan kekohonan bangunan negara ini.

Roboh dan runtuh karena pilar penopangnya digerogoti terus menerus oleh rayap-rayap yang hanya doyan makan tapi tidak pernah merasa kenyang. ‘’Mau rubuh atau rontok bukan urusan gue,’’ kata rayap-rayap tadi.

Mati satu tumbuh seribu itulah kehidupan para rayap. Karena itu, jangan pernah berhenti memberantas rayap-rayap yang gentayangan dimana-mana karena perilakunya merusak dan bisa merobohkan sendi-sendi bangunan. Kepada para dewa-dewa politik di negeri ini kutitipkan sebuah pesan jangan dulu berorasi politik dengan mangatakan wahai rakyatku.

Tapi lebih baik mengucapkan wahai rayap-rayapku berhentilah makan sebelum kenyang dan jangan terus menggerogoti nanti elektabilitas partaiku terus nyungsep dan tidak rela kalau partaiku hanya tinggal kenangan karena terkubur habis oleh rayap-rayap. ***

CATEGORIES
TAGS