Raker Kemenperin Bahas Rencana Aksi Strategis Tingkatkan Daya Saing

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Seluruh pejabat Kementerian Perindustrian, mulai dari Eselon I, Eselon 2 dan jajaran lainnya dikumpulkan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Jumat (16/6/2023.

Acara yang disebut Rapat Kerja Kemenperin itu, kepentingannya untuk menganalisa kondisi industri dalam negeri sekaligus mengkaji rencana aksi strategis dalam jangka pendek dan jangka panjang untuk dijadikan upaya meningkatkan daya saing dan produktivitas industri tanah air.

“Harapan kita salah satunya yaitu kontribusi sektor industri terhadap PDB bisa kembali mencapai 20 persen dan mimpi kita untuk menjadi negara industri tangguh dapat tercapai,” kata Agus dalam pembukaan rapat kerja tersebut.

Dikatakan, Purchasing Managers’ Index (PMI) berada dalam kondisi ekspansif di awal 2023. Namun, pertumbuhannya tidak sebaik tahun lalu bahkan cenderung melambat. Menurut dia, kondisi tersebut menyebabkan tiga nilai PMI yang mendekati angka 50 atau tidak terjadi ekspansi yang berarti.

“Salah satunya pada PMI bulan Mei 2023. Kondisi ini juga terjadi di negara-negara lain di ASEAN dan negara ekonomi besar dunia, untuk itu, perlu dipahami faktor-faktor yang mempengaruhi ekspansi manufaktur di Indonesia dan negara lainnya,” lanjutnya.

Demikian juga Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dari Januari hingga Mei 2023 masih dalam kondisi ekspansif, namun cenderung melambat. Menurutnya, penurunan nilai IKI Mei 2023 terjadi karena penurunan nilai variabel Pesanan Baru sebesar 0.73 poin (menjadi 49.84) dan variabel Produksi yang menurun 2.07 poin (menjadi 50.01). Di sisi lain, kata menteri, variabel Persediaan mengalami kenaikan 2.67 poin (menjadi 54.90).

“Kondisi ini menunjukkan kegiatan produksi di bulan Mei hampir sama dengan bulan April disebabkan oleh volume pesanan baru yang mengalami penurunan, sementara itu industri menghabiskan persediaan produknya untuk dijual. Pesanan domestik masih menjadi faktor dominan yang mempengaruhi indeks variabel Pesanan Baru,” tuturnya.

Kendati demikian, lanjut Agus, pandangan terhadap kondisi usaha enam bulan ke depan tercatat sebesar 66,2 persen pelaku usaha lebih optimis. Angka ini katanya meningkat dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 64,7 persen dan menjadi angka tertinggi sejak IKI diluncurkan.

“Hal inilah yang harus kita jaga, sebagai pembina industri kita harus tanggap dan respons dengan kondisi perekonomian dunia yang tengah berlangsung saat ini,” kata menteri. (sabar).

 

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS