Banjir Impor Elektronik Mempengaruhi Kinerja Pertumbuhan industri Dalam Negeri
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kinerja industri elektronik tahun 2024, diproyeksikan tumbuh pada kisaran 5% sampai dengan 10%. Pasalnya, indsutri masih menantikan efektivitas aturan larangan dan pembatasan (lartas) impor.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha elektronik (Gabel), Daniel Suhardiman di Jakarta, Rabu.
Daniel menilai, larangan terbatas (lartas) yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 36/2023 itu dapat melindungi pasar domestik dari banjir impor produk elektronik.
“Kami pantau dulu pelaksanaan Permendag 36/2023. Proyeksi akan tumbuh 5-10% tahun ini.” kata Daniel.
Dia menyebutkan, untuk elektronik terdapat lebih dari 40 produk kategori yang diberikan lartas telah mencakup harapan pengusaha selama ini. Aturan lartas dapat menekan banjir impor elektronik dan meningkatkan produktivtias industri lebih terjamin.
Adapun, selama ini produk-produk elektronik yang masih impor yaitu mesin cuci otomatis, AC, peralatan dapur seperti blender, microwave, dan lainnya.
“Ini yang ditunggu oleh industri dalam negeri, namun perlu keseriusan dan komitmen kuat pemerintah untuk terus mengawal tanpa kompromi,” tuturnya.
Industri komputer, barang elektronik dan optik mengalami penurunan indeks kepercayaan industri (IKI) terbesar pada akhir 2023. Adapun, nilai IKI terkontraksi sejak Oktober 2023 yang disebabkan belum pulihnya pasar luar negeri dan daya saing harga jual dengan produk impor.
Di sisi lain, ketersediaan bahan baku/penolong menjadi tantangan tersendiri, waktu tunggu pengiriman yang tertunda lantaran konflik laut merah hingga gelombang resesi yang dialami negara maju, seperti Jepang dan Inggris.
“Kenaikan permintaan tahun ini tidak ada yang istimewa, karena 2023 pasar sangat jelek,” tuturnya.
Adapun, banjir impor elektronik mempengaruhi kinerja pertumbuhan industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik yang turun secara kuartalan pada 2023.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) dari industri tersebut turun pada kuartal II/2023 sebesar 17,32% menjadi 13,68% pada kuartal III/2023 dan turun menjadi 11,12% pada kuartal IV/2024. (sabar)