Puisi Butet; Disini Menyebutnya Banjir, Disana Menyebutnya Air Parkir, Ini Komen Demokrat…

Loading

Sebenarnya kejadian dalam foto ini banjir atau air parkir?

JAKARTA, (tubasmedia.com)  – Budayawan Bambang Ekoloyo Butet Kartaredjasa membacakan puisi di hadapan kader PDIP dalam puncak peringatan Bulan Bung Karno (BBK) sekaligus menyindir capres pandir, banjir, hingga menyinggung soal perubahan. Partai Demokrat (PD) menilai bahasa yang digunakan Butet tak lugas menyindir sosok capres tersebut.

“Bahasanya nggak terang,” kata Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief kepada wartawan, Sabtu (24/6/2023).

Partai Demokrat saat ini diketahui mendukung Anies Baswedan sebagai bakal capres, dan mengusung tema besar perubahan dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan atau KPP. Andi Arief menyinggung soal budayawan tukang terkait sindiran Butet Kartaredjasa tentang capres pandir, banjir, hingga perubahan.

“Zaman akhir Orde Baru banyak intelektual dan budayawan yang menjilat kekuasaan. Itu sering terjadi di setiap rezim. Apakah Butet masuk dalam kategori budyawan tukang, kita lihat nanti,” ujar Andi Arief.

“Salah satu ciri budayawan tukang adalah takut dengan perubahan. Fenomena budayawan tukang,” imbuhnya.

Butet Kartaredjasa membacakan puisi di hadapan puluhan ribu kader PDIP dalam puncak peringatan Bulan Bung Karno (BBK) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat (Jakpus). Puisi itu dibacakan sebelum seniman Sri Krishna Encik menyanyikan lagu ‘Ganjar Siji Ganjar Kabeh’.

Mulanya, Butet mengatakan PDIP mengerahkan semangat ‘meneruskan’. Tetapi di sisi lain ada kelompok yang hanya menginginkan ‘perubahan’.

Di sini semangat meneruskan, di sana maunya perubahan. Oh begitulah sebuah persaingan,” ucap Butet di SUGBK pada Sabtu (24/6).

Butet lalu menyinggung soal banjir yang disebut suatu kelompok hanyalah ‘air yang parkir’.

Di sini nyebutnya banjir, di sana nyebutnya air yang markir. Ya begitulah kalau otaknya pandir,” tutur dia.

Butet pun menuturkan ada sosok yang berkoar-koar dirinya ingin dijegal karena dibidik KPK. Padahal, kata Butet, sosok yang dimaksudnya itu dibidik karena ‘nyolong’.

Pepes ikan dengan sambel terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh lha, kok koar-koar mau dijegal,” ungkapnya.(sabar)

 

 

 

 

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS