Peristiwa Unik
Oleh: Sabar Hutasoit
ADA peristiwa yang unik setiap bangsa dan negeri ini bersama seluruh pemeluk agama Islam di muka bumi memasuki bulan suci ramadhan atau sering disebut bulan puasa yaitu membubungnya harga sembilan bahan pokok (sembako). Disebut unik, karena peristiwa yang membebani masyarakat banyak itu sepertinya sudah satu paket dengan puasa.
Saking satu paketnya kenaikan harga dengan puasa, terkesan tidak ada satu kekuatan apapun yang dapat menghentikan laju kenaikan harga tersebut. Yang ada hanyalah perang kata dan dialog yang dilakukan para pemangku kepentingan. Tidak hanya itu, perang kata tersebut tidak jarang diwarnai dengan saling membantah. Jika yang satu menyebut harga naik, yang lainnya mengatakan tidak.
Warna lain yang dapat kita saksikan adalah seringnya penjabat negeri ini turun ke pasar-pasar tradisional, katanya untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak). Tidak terlalu jelas apa kepentingan sidak itu kepada beban yang sudah nangkring di pundak rakyat jelata. Tapi yang terlihat adalah kesibukan oknum aparat negara mengamankan kehadiran penjabat bersangkutan dan setelah itu sang penjabat tadi buka bicara di hadapan para nyamuk pers.
Isi pembicaraan sudah dapat ditebak bahkan terkesan sudah klise sebab yang diucapkan penjabat itu dari tahun ke tahun hanyalah bermuatan basa-basi. Kenapa? Sebab kalimatnya lebih kurang seperti ini; “ya, pemerintah akan menindak pedagang yang berspekulasi dan pemerintah akan tetap menjamin stok aman hingga memasuki lebaran mendatang, pasokan sembako terjamin…”.
Hasilnya? Harga tetap tinggi dan tidak jarang pula beberapa jenis dari sembako itu menghilang dari pasar yang nota bene keadaan ini dimanfaatkan pedagang untuk kembali menaikkan harga dagangannya. Ibarat bahasa medis, naiknya harga sembako setiap bulan puasa dan lebaran, bagaikan penyakit kambuhan yang tidak ada lagi obat yang ampuh untuk menyembuhkannya. Padahal, instrumen untuk menjamin penyediaan sembako untuk rakyat, sepenuhnya ada di tangan pemerintah.
Bahkan sampai menjamin harga agar tetap stabil dan tidak terjadi lonjakan harga yang signifikan, sepenuhnya juga ada di pihak pemerintah dan memang tugas pemerintah adalah menjaga keamanan serta kenyamanan warga.
Persoalannya, kenapa hal itu tidak dilakukan pemerintah. Seharusnya, pemerintah bisa belajar dan belajar dari pengalaman setiap tahun, kenapa harga sembako naik dan kenapa persediaan sembako di pasar bisa menipis sementara menurut hitungan pemerintah, pasokannya sudah cukup.
Di mana benang merahnya. Kalau ada yang tersumbat, kan gampang itu ditelusuri pemerintah yang punya aparat cukup banyak dan punya keahlian yang canggih. Kalau terjadi penipisan persediaan di pasar padahal dari pabrik semuanya sudah disediakan, pasti ada yang bocor.
Nah, mencari yang tersumbat dan yang bocor itulah tugas utama pemerintah kemudian mencairkan yang tersumbat seterusnya menyumbat yang bocor. Pasti tugas ini tidak sulit dilakukan, jika pemerintah mau. Orang bijak mengatakan, di mana ada kemauan, di situ ada jalan. ***