Percakapan Politik Saat Ini Kering dan Kosong, Hanya Terkait Kulit, Bukan Isi

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Hingga saat ini, tiga bacapres yang selalu masuk dalam urutan tiga besar, sama sekali belum pernah menyampaikan ide, gagasan dan program politiknya. Kubu Prabowo maupun Ganjar masih terpasung konsep keberlanjutan dan kesinambungan program Jokowi. Sementara kubu Anies yang mengusung tema perubahan pun sama sekali tidak jelas bagian mana yang akan diubah.

Akibatnya percakapan politik di ruang publik kering dan kosong, hanya terkait kulit, bukan isi. Sehingga dinamika politik hanya diisi gosip, rumor dan berita yang tidak bermutu.

Hal itu diutarakan Presidium Kongres Rakyat Nasional ( Kornas), Sutrisno Pangaribuan kepada tubasmedia.com, Kamis malam di Jakarta.

Dalam ruang politik yang sepi dari pertengkaran ide, gagasan dan program politik, lanjutnya, akan muncul manuver politik dari elit yang  cari muka sekaligus cari panggung.

‘’Kornas menilai hingga saat ini belum ada ide, gagasan dan program politik dari bacapres yang jelas dan nyata hanya ngomongin kulitnya saja,’’ katanya.

Dikatakan oleh Sutrisno bahwa pertengkaran dan perdebatan yang sepi dari ide, gagasan dan program politik yang konkret dari ketiga bacapres itu adalah akibat dari buruknya sistem rekrutmen di partai politik (parpol).

‘’Parpol itu dikendalikan dan dikuasai oligarki, baik karena kekuatan modal maupun karena kekeluargaan dan kekerabatan sehingga dinamika parpol tidak terkait kebutuhan dan kepentingan rakyat, tetapi hanya seputar kepentingan kelompok elit partai,’’ katanya.

‘’Akibatnya parpol hanya diisi oleh pemilik modal dan para penjilat yang mampu memuja dan menghamba pada pemilik dan pemimpin parpol,’’ tambahnya.

Tidak Bermutu

Di bagian lain uraiannya, Sutrisno menyebut kalau kontestasi demokrasi saat ini tidak lagi bermutu. Pasalnya, para aktivis reformasi sudah cukup puas ketika diberi remah- remah kekuasaan. Mereka jinak setelah diberi jabatan- jabatan komisaris, direksi, staf khusus, staf ahli, di pemerintahan, BUMN dan anak perusahaan BUMN.

‘’Sebagian lagi sudah cukup puas memperebutkan jabatan- jabatan penyelenggara Pemilu adhoc lima tahunan, maupun pada lembaga atau komisi negara lainnya. Para aktivis justru tidak berani bertarung jadi kepala daerah, legislatif, atau capres. Akhirnya setiap kali ada kontestasi demokrasi lima tahunan, semua berlomba membentuk kelompok relawan pendukung sebagai alat negosiasi politik kemudian terhadap yang didukung,’’ tambah Surtrisno.

Yang tidak kalah penting katanya, para bacapres 2024 seharusnya menggali, menampilkan kekuatan yang bersumber dari dalam diri sendiri, bukan mendompleng kekuatan Jokowi.

Ini harus dicatat katanya, bahwa Pilpres 2024 tidak akan menarik jika bacapres hanya mengandalkan pengaruh dari simetris atau asimetris terhadap Jokowi.

‘’Maka para bacapres harus percaya diri menyampaikan ide, gagasan, dan program politiknya sendiri. Jangan mendompleng kehebatan yang lain,’’ tuturnya. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS