Pemimpin Pemberi Pengaruh

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi

ilustrasi

MUNGKINKAH bangsa Indonesia pascapemilu tahun ini akan mendapatkan pemimpin yang bisa memimpin? Pertanyaan ini barangkali menjadi pertanyaan kita semua. Namun, sebagai harapan tentu kita hanya bisa berharap dan sekaligus berdoa, semoga kita akan mendapatkan sosok pemimpin yang bisa memimpin bangsa ini untuk mewujudkan cita-citanya, yaitu menjadi bangsa yang maju, mandiri, dan disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia, karena pemimpinnya mampu memberikan stimulasi positif dan produktif bagi kepentingan umat manusia.

Kita sangat berharap, Indonesia dapat dipimpin oleh sosok yang senantiasa dapat memberikan pengaruh dan sekaligus sebagai pemberi energi positif untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang bermartabat dan beradab. Pendek kata mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai sosok “Influencer” sang satria piningit. Secara ideal tentu kita membutuhkan sosok pemimpin yang bisa menjaga kedaulatan negara secara utuh. Seorang yang bijak dalam melihat keseluruhan masalah yang dihadapi oleh bangsa ini dan kemudian bersama kabinetnya menyelesaikannya satu demi satu.

Kita perlu pemimpin yang adil dan memiliki jiwa kesatria dan pemberani untuk mengambil keputusan penting dan strategis dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia tidak cukup hanya dikelola oleh seorang bertipe sosok seorang manajer, tetapi harus dipimpin oleh sosok seorang Influencer yang berpengaruh. Mampu menggerakkan roda pemerintahan yang efektif dan mampu menggerakkan roda pembangunan di seluruh wilayah tanah air dengan cara-cara yang baik dan benar menurut kaidah apapun.

Ketika para elite politik sudah menyatu dalam satu sistem ketatanegaraan,vmaka sikap dan tindakannya tidak patut lagi berada pada ruang fragmentasi yang beraneka ragam cita rasa politiknya, kecuali hanya berada pada satu sikap yang sama, yaitu membangun cita rasa politik kebangsaan untuk mewujudkan Indonesia yang satu. Oleh sebab itu, ucapan dan tindakannya harus seia sekata, digugu, karena memilki wibawa dan charisma, serta integritasnya cukup teruji.
Problem Solver.

Hal yang demikian sangat diperlukan untuk memimpin Indonesia yang masyarakatnya plural dan di sana sini terjadi ketimpangan antarwilayah dan antar tingkat pendapatan masyarakatnya, dan banyak lagi masalah pelik lainnya yang tidak dapat dipecahkan oleh gaya kepemimpinan yang mencla-mencle. Atau hanya sekadar bisa mengelola pencintraan, tetapi miskin kemampuan untuk menjadi problem solver yang andal.

Indonesia sudah waktunya mendapatkan sosok seorang pemimpin yang hebat, tetapi tidak hedonistic, yang pada akhirnya terjebak dalam dunia hitam yang koruptif, dan ujungnya lemah. Kita doakan semoga pemimpin nasional ke depan tidak termasuk golongan yang seperti. Itu. Yang kita harapkan adalah sosok berkemampuan untuk senantiasa selalu bisa fokus dan mempunyai energi yang produktif untuk “melawan” tantangan-tantangan yang kian keras persaingannya di tingkat regional dan global.

Di lingkungan ASEAN sebagai contoh, Indonesia semestinya harus menjadi leader untuk menggerakkan komunitas ASEAN di bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan, sesuai dengan pilar utama kerja sama yang telah disepakati. Kita tidak tahu siapa yang akan terpilih menjadi presiden kita mendatang. Apakah Jokowi, ARB, Prabowo, atau yang lain. Yang pasti kita mengharapkan agar Indonesia yang kaya sumber daya alam dan sumber daya manusia tidak terjebak pada kondisi paradoks, yakni tidak berhasil menjadi bangsa yang kuat, tetapi malah sebaliknya lemah.

Jangan sampai negeri ini menderita paradox of plenty, yakni suatu kondisi di mana negara mempunyai kekayaan alam yang berlimpah, tetapi pertumbuhan ekonominya rendah dan tingkat kemiskinannya tinggi dibandingkan dengan negara-negara yang tidak memilki kekayaan sumber daya alam (Stiglitz). ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS