Pedagang Pasar Pamotan, Kecewa

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

REMBANG, (Tubas) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang, Jawa Tengah, menepati janji untuk merehabilitasi dua los pasar tradisional di Kecamatan Pamotan paskah terbakar, Juni 2011 lalu. Tapi ratusan pedagang tak puas, menilai bangunan baru bisa membahayakan mereka.

Kerugian lebih dari 100 pedagang sembako atas kebakaran pasar tersebut sekitar Rp 1,3 miliar. Sampai kini, Labfor Polda Jawa Tengah belum bisa menentukan penyebab kebakaran. Meski dicurigai, api bermula dari arus pendek listrik PLN yang mengalir di pasar itu.

Hamzah Fathoni SH, Sekda Pemkab Rembang, bertindak cepat. Pejabat ini saat itu mengatakan, rehabilitasi secara “darurat” dua los yang terbakar sudah selesai sebelum bulan puasa. Anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 100 juta.

Kini setelah rehabilitasi pasar rampung, Pemkab Rembang megatakan, pembangunan pasar itu bersifat permanen, bukan darurat. Para pedagang bereaksi, menyatakan tak puas dan khawatir atas konstruksi bangunan pasar dari bahan kayu tersebut.

Tarno, (48), salah satu bakul/pedagang merasa cemas, sebab bangunan kayu itu dianggapnya rawan. Mudah ambruk tertiup angin bahkan rawan kebakaran. Lebih ringkih, dibanding bangunan lama yang berkerangka besi.

Belum usai polemik antara Pemkab dengan ratusan pedagang Pasar Pamotan, soal bangunan baru pasar itu, Pasar Lasem, berlokasi di tengah kota Lasem (20 km Utara Pamotan), juga ludes terbakar, pertengahan bulan puasa lalu. Setelah itu, akankah terjadi polemik yang sama ? (mary)

CATEGORIES
TAGS