Ritual Jut-bio di Kuil Tek Hay Bio

Loading

Laporan: Redaksi

Sarasehan “Makna dan Tujuan Jut-bio”

Sarasehan “Makna dan Tujuan Jut-bio”

SEMARANG, (Tubas) – Ritual Jut-bio yang banyak dilaksanakan klenteng/kuil di Indonesia, merupakan khas negara kita, khususnya di Pulau Jawa, sementara di negeri leluhur Tiongkok, ritual itu sudah puluhan tahun tak diselenggarakan.

Ardian Zhang dan R Sunarto, budayawan Tionghoa, mengatakan hal itu kepada tubasmedia.com pada acara sarasehan bertopik “Makna dan Tujuan Jut-bio” yang diikuti beberapa pengurus klenteng/kuil di Jawa Tengah. Saraseahan itu berlangsung di kuil Tek Hay Bio (Sinar Samodra), Jl Gang Pinggi 107 Semarang, Minggu l4 September 2011.

Pada event bernuansa kultur Tionghoa dan diikuti pula oleh puluhan patung/Kim-sien Kongco/Makco (Yang Mulia Dewa/Dewi) dari berbagai kuil Indonesia, juga akan menmpilkan Gajah dan Harimau satwa yang diyakini tunggangan Kongco/Makco.

Jut-bio adalah ritual kirab/arak-arakan keliling kota/wilayah tertentu sambil memikul Kim-sien. (Kongco/Makco = Dewa/Dewi Yang Dimuliakan) yang diletakkan atau di tandu/kio/joli. Makna ritual ini kata Ardian, untuk mengusir sekaligus membersihkan segala bencana di seantero kota/wilayah. Juga media bagi Kongco/Makco mendengar keluhan dari rakyat yang merasa tertindas.

Dana yang dibutuhkan menyelenggarakan Jut-bio mencapai ratusan juta rupiah. Tapi bagi Klenteng Hok Hien Bio Kudus, acara tersebut justru bisa dipakai mengumpulkan dana guna pembangunan klenteng.

R Sunarto dan Ardian Zhang wanti-wanti, meski Jut-bio dewasa ini cenderung diselenggarakan secara besar-besaran, namun hendaknya jangan lepas dari akar makna dan tujuan yang luhur. Dan kecenderungan berhura-hura dalam ritual ini, bisa dicegah sehingga tak berdampak timbulnya kecemburuan sosial dari masyarakat sekitar. (mary)

CATEGORIES
TAGS