Pedagang Menahan Stok Harga Beras Melambung

Loading

pedagang-b-eras

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Mundurnya masa tanam menjadi celah bagi pedagang untuk menahan stok sehingga harga beras melambung. Menurut anggota Kelompok Kerja Ahli Dewan Ketahanan Pangan, Khudori, usaha tanam padi sangat bergantung pada iklim dan cuaca sehingga ketika terjadi anomali akan berpengaruh terhadap masa panen.

Pada kondisi normal, petani akan panen raya pada Februari-Maret. Hasilnya sebesar 65 persen dari produksi nasional. Pada Juni-September, masih ada panen dengan jumlah kecil. Paceklik terjadi pada Oktober-Januari. ” Terjadi anomali, hujan terlambat 1-1,5 bulan, akhirnya masa tanam dan panen mundur. Masa paceklik semakin panjang 1-1,5 bulan,” kata Khudori di Jakarta, Sabtu (28/2/2015).

Menurut Khudori kebijakan menghentikan pembagian beras untuk rakyat miskin (raskin) pada November-Desember mengakibatkan masyarakat miskin sebanyak 15,5 juta memburu beras ke pasar. Jumlahnya sekitar 700.000 ton atau sekitar 30 persen dari kebutuhan beras nasional tiap bulan.Kondisi itu memicu eskalasi harga beras.“Pedagang menahan beras dengan memanfaatkan situasi yang dibuka oleh pemerintah,” katanya

Khudori menambahkan pedagang besar yang menguasai pangsa pasar bersekongkol dan mengatur wilayah pemasaran dan mengatur harga. “Itu yang namanya kartel. Apakah sekarang terjadi kartel, pemerintah lah yang harus membuktikan,” harapnya. Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha Syarkawi Rauf menilai pembatalan penyaluran raskin belum tentu menjadi penyebab lonjakan permintaan beras di pasar. Dia berpendapat masa tanam yang mundur menjadi celah kekosongan stok beras untuk sementara waktu.(siswoyo)

CATEGORIES
TAGS