Nilai Ekspor Bali, Melorot

Loading

images

DENPASAR, (tubasmedia.com)  – Nilai ekspor aneka barang kerajinan dan usaha kecil Provinsi Bali ke kawasan Eropa, melorot. Lantaran, perekonomian dunia yang masih terkulai lesu.

“Pesanan dari Eropa untuk aneka kerajinan berupa sandal, dan tas kain, pakaian jadi bukan rajutan, serta perabotan rumah tangga, masih ada. Akan tetapi tidak sebanyak tahun lalu,” kata pengusaha sekaligus eksportir Made Parwata di Denpasar, Bali, Sabtu (7/5/2016).

Parwata mengatakan, hanya permintaan dari Spanyol yang cenderung stabil. Hingga detik ini, pengiriman pengiriman barang, serta pesanan atau permintaan melalui email, masih saja terjadi.

Selain Spanyol, kata Parwata, permintaan dari Italia, Perancis serta Jerman, masih cukup menjanjikan. Mereka adalah sepuluh besar negara pemborong barang kerajinan asal Bali, termasuk Amerika Serikat.

Banyaknya pengusaha Spanyol dan Italia membeli hasil aneka kerajinan dan anyaman jenis unik dan antik Bali, menyebabkan perolehan devisanya cukup stabil hanya pengusaha asal Perancis tampaknya agak berkurang dalam memesan barang terakhir ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat, perdagangan ekspor hasil kerajinan dan matadagangan nonmigas Bali ke Eropa terutama ke Perancis, Spanyol, Italia dan Jerman melorot dari US$ 19 juta menjadi US$ 17 juta per Januari-Maret 2016.

Pembelian pengusaha asal Perancis merupakan paling lesu dalam pemesanan aneka barang hasil kerajinan tangan masyarakat Bali hanya seharga US$5,5 juta, melorot hingga 15,50% jika dibandingkan periode yang sama 2015 yang mencapai US$6,5 juta.

Disusul Spanyol yang merosot 7,65% menjadi US$ 5,3 juta dolar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar US$5,7 juta. Dan, Spanyol menempati urutan ke-delapan pembeli terbesar aneka barang non migas Bali hingga awal 2016.

Permintaan dari Amerika Serikat masih yang terbesar dengan nilai US$30,5 juta, diikuti Jepang US$10,6 juta, Australia US$9,3 juta, Singapura US$8,1 juta, Hong Kong US$6,1 juta.

Bali sebagai destinasi pariwisata kelas dunia, banyak dikunjungi para turis. Hal ini berpengaruh besar terhadap perdagangan ekspor-impor. Di mana, pruduk cinderamata, kerajinan tangan asal Bali begitu diburu. Termasuk kopi Bali yang cocok di lidah mereka. Hanya saja semuanya bergantung perekonomian dari masing-masing negara itu. (red)

 

 

CATEGORIES
TAGS