Nelayan Cilacap Masih Takut Melaut

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

CILACAP, (TubasMedia.Com) – Meski gelombang tinggi yang bergerak di perairan selatan Jawa Tengah sepekan terakhir telah dinyatakan kondusif untuk pelayaran, tapi ribuan nelayan Cilacap masih belum berani pergi melaut. Di Pantai Teluk Penyu, sejumlah nelayan tampak sibuk memperbaiki perahu maupun jaringnya yang mengalami kerusakan dan ratusan perahu nelayan ditambatkan oleh pemiliknya di daratan.

Kondisi itu disebabkan perairan Cilacap dikabarkan dipengaruhi cuaca buruk yang mengakibatkan tinggi gelombang mencapai 3-5 meter. Kondisi yang sama juga terlihat di sejumlah tempat pendaratan ikan, seperti Pantai Kemiren, Rawajarit, Tegalkamulyan, dan Sentolokawat.

Seorang nelayan di Pantai Teluk Penyu mengatakan, saat ini nelayan belum berani melaut meski pengaruh cuaca buruk telah hilang. Saat ini memang sudah tidak terjadi gelombang tinggi. Namun kalau kami melaut, harus memperhitungkan untung-ruginya, apalagi sekarang sedang masa paceklik.

Menurut nelayan masa paceklik diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Juli, dan ikan sulit ditemukan di perairan selatan Jateng-DIY, khususnya di perairan Cilacap. Selain itu, nelayan juga harus memperhitungkan biaya operasional yang harus dikeluarkan dengan hasil ikan tangkapannya.

“Nekad melaut, belum tentu bisa memperoleh hasil tangkapan secara maksimal” katanya. Nelayan harus mengeluarkan biaya untuk membeli bahan bakar dan uang penjualan ikan itu harus dibagi tiga orang. Satu perahu terdapat tiga nelayan.

Satim, nelayan asal Kemiren menambahkan, setiap kali melaut biasanya nelayan harus mengeluarkan biaya Rp 50.000 untuk membeli bahan bakar minyak. Hal itu tidak sebanding dengan hasil tangkapan seperti udang krosok sebanyak lima kilogram yang laku dijual seharga Rp 20.000/kg. Uang sebesar Rp 100.000 harus dipotong Rp 50.000 untuk BBM dan sisanya dibagi bertiga.

Sebelumnya, prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan, tinggi gelombang di perairan selatan Jateng dan DIY berangsur kondusif. Menurut dia, tinggi gelombang maksimum di Samudera Hindia selatan Jateng-DIY pada hari Rabu (18/1) diprakirakan berkisar antara 1,25-2 meter dengan tinggi gelombang signifikan 0,75-1,25 meter dan kecepatan angin 7-18 knots yang bertiup dari arah selatan hingga barat laut.

Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap memprakirakan intensitas petir yang terjadi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan khususnya Cilacap mengalami peningkatan dalam beberapa hari ke depan. Peningkatan itu mulai terlihat sejak beberapa hari terakhir. “Jika biasanya hanya terjadi hujan, namun belakangan ini sering disertai petir dan intensitasnya diprakirakan akan meningkat,” ujarnya. (estanto)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS