Krisis Ukraina: Separatis Mengadakan Pemilu Kontroversial

Loading

Kelompok separatis Ukraina akan mengadakan pemilu sendiri (AP Photo/Dmitry Lovetsky)

Kelompok separatis Ukraina akan mengadakan pemilu sendiri (AP Photo/Dmitry Lovetsky)

KIEV-UKRAINA, (tubasmedia.com) – Separatis pro-Rusia di Ukraina timur mengadakan pemilu yang dikecam oleh Barat sebagai “tidak sah”. Pemilihan presiden dan parlemen diadakan di dua daerah yang memproklamirkan diri, yaitu di Donetsk dan Luhansk.

Ukraina, Amerika Serikat dan Uni Eropa mengatakan mereka tidak akan mengakui hasil dari pemilihan tersebut tapi Rusia telah memberikan dukungannya ke tempat pemungutan suara.

Setidaknya tujuh tentara Ukraina telah tewas sejak hari Jumat di tengah bentrokan intensif yang terjadi di wilayah tersebut.

Wilayah Donetsk dan Luhansk jatuh ke tangan kelompok separatis setelah berbulan-bulan terjadi pertempuran di bagian timur Ukraina yang berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata Minsk pada bulan September.

Pemimpin pemberontak mengatakan bahwa sebagai negara merdeka mereka tidak diharuskan untuk mematuhi hukum Ukraina dan karena itu tidak berpartisipasi dalam pemilihan umum nasional Ukraina pekan lalu.

Mereka mengatakan tiga juta surat suara telah dicetak untuk jajak pendapat, yang akan memberikan mereka presiden dan parlemen yang dipilih secara langsung.

“Pemilihan ini sangat penting karena mereka akan memberikan legitimasi kepada kekuatan kami dan memberikan kami jarak lebih dari Kiev,” Roman Lyagin, kepala komisi pemilihan wilayah Donetsk, mengatakan kepada kantor berita AFP.

Tetapi para pemimpin dan menteri di ibukota Kiev Barat mengatakan wilayah tersebut harus mematuhi gencatan senjata yang telah disepakati dengan Rusia, dan mengadakan pemilihan lokal di bawah hukum Ukraina pada bulan Desember.

“Kami menyesalkan maksud dari kelompok separatis di bagian timur Ukraina untuk mengadakan ‘pemilu’ lokal pada hari Minggu,” kata juru bicara Gedung Putih dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

Alexander Zakharchenko, yang bertindak sebagai kepala pemerintahan di Donetsk, secara luas diperkirakan akan menjadi presiden di kawasan itu. Sementara itu, Igor Plotnitsky disebut-sebut oleh media Rusia sebagai favorit untuk menang di Luhansk.

Tapi pemilu terjadi di tengah kekerasan yang terus berlanjut di wilayah timur Ukraina. Seorang juru bicara militer Ukraina mengatakan hari Sabtu bahwa tujuh tentara tewas dan 10 terluka selama pertempuran 24 jam di wilayah yang memisahkan diri.

Setidaknya 3.700 orang telah tewas dalam pertempuran sejak separatis bersenjata yang mengambil alih gedung-gedung pemerintah di Donetsk dan Luhansk pada bulan April. (Rizal Surya Pratama)

CATEGORIES
TAGS