Kreatifitas Anak-anak Indonesia Perlu Diarahkan

Loading

Oleh: Sabar Hutasoit

 

HAMPIR dalam setiap kejadian atau event di Indonesia apakah event kenegaraan, kebudayaan dan apa saja, selalu diikuti dengan kreatifitas putra-putri Indonesia.

Kreatifitas tersebut dengan segera dan cekatan dikembangkan sesuai dengan tema event untuk dijadikan sumber pencaharian atau disebut rezeki nomplok.

Sebut saja misalnya, yang terjadi baru-baru ini dan benar-benar tema kreatifitas tersebut disesuaikan dengan event. Semua orang tahu kalau pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan melarang semua warga berkeliaran di luar rumah kalau tidak terlalu penting sehubungan dengan merebaknya virus Corona yang sangat mematikan itu.

Larangan itu diterbitkan melalui aturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang artinya gerak-gerik warga dibatasi keluar masuk rumah kalau tidak terpaksa. Tidak hanya keluar rumah.

Berkaitan dengan suasana lebaran, pemerintah juga dengan tegas melarang seluruh warga NKRI melakukan kegiatan mudik seperti yang terjadi setiap tahun dengan maksud mencegah atau memotong rantai penularan virus Corona antarmanusia.

Untuk mendukung kebijakan melarang mudik itu, pemerintah menutup semua jalur transportase baik darat, udara maupun laut dengan harapan tidak ada yang mudik.

Namun yang namanya manusia, banyak akal, untuk mudik mereka dengan nekat main kucing-kucingan dengan petugas ada yang melalui jalan tikus ada yang menyewa travel gelap dan lain sebagainya dengan harapan bisa tembus mudik bertemu dengan sanak keluarga di kampung walau tindakan itu bisa mencelakakan diri sendiri dan keluarga yakni mempercepat penularan virus Corona.

Orang-orang Tertentu

Namun baru-baru ini juga pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan membuka kembali semua jalur transportasi antar kota dan antar propinsi, demikian juga angkutan laut dan dara, dengan sejumlah aturan tentunya.

Penumpang yang diizinkan melakukan perjalanan luar kota hanya diberikan kepada orang-orang tertentu dengan kepentingan yang mendesak. Misalnya petugas kesehatan, petugas negara, keluarga yang ada urusan penting dengan keluarga di kampung misalnya kematian atau sakit keras.

Akan tetapi, kepada orang-orang tersebut diharuskan melengkapi surat perintah kerja dari lembaganya, surat keterangan dari ketua RT atau yang sederajat dan juga tidak lupa surat keterangan sehat dari instansi yang bersangkutan.

Nah, surat keterangan kesehatan inilah yang dijadikan sekelompok warga Indonesia menjadi ajang cari duit dengan cara memalsukan surat tersebut. Kejadian ini baru saja di pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Polres Jembrana sudah menangkap tiga pelaku yang memperjualbelikan surat kesehatan palsu di sekitar Pelabuhan Gilimanuk, Bali, Rabu (13/4/2020) malam.

Surat tersebut dijual kepada warga atau pemudik yang hendak menyeberang ke Pulau Jawa. “Sudah ditangkap tiga orang. Saat ini masih diperiksa di Gilimanuk,” kata Kapolres Jembrana, AKBP Ketut Gede Adi Wibawa saat dihubungi, Kamis (14/5/2020).

Selembar surat keterangan kesehatan palsu itu dijual dengan harga Rp 250.000 per lembar. Mereka kreatif kan ? Membaca situasi lalu memanfaatkannya dan langsung eksekusi mencetak kop surat dan stempel lalu mencari mangsa. Jadilah rupiah.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah mengizinkan transportasi darat, laut, dan udara, beroperasi secara terbatas di tengah larangan mudik akibat pandemi virus corona baru atau Covid-19.

Hal itu sesuai dengan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Operasional terbatas itu hanya berlaku bagi penumpang dalam rangka tugas kedinasan, pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan darurat dan perjalanan orang yang anggota keluarganya meninggal.

Surat keterangan sehat menjadi satu dari beberapa syarat yang harus dipenuhi calon penumpang yang ingin menggunakan transportasi darat, laut dan udara itu.

Bleid inilah yang dimanfaatkan orang-orang yang kreatif membaca situasi dan peluang cari uang walau melanggar aturan dan melanggar hukum. Kreatifitas itu seharusnya dimanfaatkan kepada hal-hal yag positif sifatnya. (penulis seorang wartawan, tinggal di Jakarta)

 

 

CATEGORIES
TAGS