Kopi Lintong Kesulitan Pemasasaran

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

MENJELASKAN- Gani Silaban (kiri) menjelaskan proses produksi kopi kepada Jhony Pardede dari Ditjen Industri Kecil dan Menengah (IKM), Kemenperin di lokasi pabrik, Lintong ni Huta Humbahas, kemarin (tubasmedia.com/sabar hutasoit)

LINTONG NI HUTA, (TubasMedia.Com) – Industriawan kopi skala kecil di Lintong ni Huta, Humbang Hasundutan (Humbahas) terbentur bidang pemasaran sehingga mesin kopi yang dihibahkan pemerintah belum bisa dioperasikan secara maksimal.

Hal itu diungkapkan Abdul Gani Silaban Ketua KSU Petani Organik Mandiri (POM) Humbang kepada tubasmedia.com yang berkunjung ke lokasi pengolahan kopi di desa Nagasaribu, Lintong ni Huta kemarin.

KSU POM merupakan keperasi yang menerima hibah satu unit mesin pengolah kopi mulai dari biji hingga proses menjadi bubuk hingga pengemasan dari Ditjen Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Kementerian Perindustrian yang diserahkan Pemkab Humbahas.

Secara komerial, mesin baru dioperasikan Oktober 2012 dan hingga kini kapasitas produksi dengan label “Kopi Lintong” masih sekitar 200 kilogram bubuk kopi setiap bulan. Angka ini masih jauh dari yang diharapkan. Namun karena keterbatasan pemasaran, kapasitas produksi belum bisa digenjot.

Akan tetapi diakui oleh Gani bahwa dengan adanya mesin tersebut, kelompoknya telah menikmati sesuatu yang menggembirakan yakni bisa memproduksi kopi secara massal. Dan kondisi ini akan menjadi cikal bakal dan peluang besar untuk masyarakat sekitar untuk lahir sebagai wirausahawan yang tangguh.

Dengan hadirnya mesin pengolah kopi tersebtu kata Gani merupakan media membuka lapangan kerja yang baru bagi warga sekitar dan para anggota KSU secara khusus. Diberi contoh, dalam KSU POM dibentuk tim kopi yang bertugas mengolah kopi dari pencarian kopi biji, membersihkan, memproduksi dan mengemas hingga memasarkan.

‘’Tim kopi dimaksud yang diberi tugas dan tanggungjawab pengembangan bisnis koperasi secara bertahap akan semakin menguasai seluk beluk bisnis kopi,’’ kata Gani.

Kini target koperasi bisa memproduksi kopi bubuk sekitar 500 kilo setiap bulan sebab dengan angka itu, koperasi akan lebih bebas mengembangkan dirinya, khususnya akan bisa dengan cepat melunasi pinjaman ke bank.

Tapi dengan kekuatan produksi hanya sekitar 200 kilo setiap bulan, menurut Gani, usaha kecil yang mereka kelola masih merangkak. (sabar)

CATEGORIES
TAGS