Warga Kuala Namu Ingin Ikut Mengais Rezeki di Bandara KNIA

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

BECAK MASUK BANDARA- Satu keluarga masyarakat Kuala Namu dating ke KNI mengendari becak dan parkir di jalur pintu masuk terminal keberangkatan. –tubasmedia.com/sabar hutasoit

DELI SERDANG, (TubasMedia.Com) – Arus masyarakat yang ingin melihat langsung pengoperasian Kuala Namu International Airport (KNIA) pada saat soft operation Kamis (25 Juli 2013), sulit dibendung sehingga pengelola KNIA kewalahan. Saat itu memang KNIA memberi gratis masuk kawasan bandara.

Ini mungkin juga penyebab puluhan ribu warga dengan mengendarai berbagai kendaraan membuat macet jalan menuju terminal karena ingin menyaksikan langsung pesawat terbang.

Parkir di KNIA pun menjadi semrawut, bahkan ada becak yang parkir di depan pintu masuk terminal keberangkatan.

‘’Kami ingin melihat langsung kapal terbang,’’ kata Yuni seorang ibu yang membawa lima putra putrinya yang masih kecil-kecil.

‘’Selama ini kita paling bisa melihat kapal yang sedang terbang di langit. Tapi kini kami sudah bisa langsung melihatnya mulai dari parkir hingga mau terbang dan juga yang sedang mau mendarat. Senang sekali rasanya,’’ lanjutnya.

Ternyata Yuni tidak sendirian. Ibu-ibu lainnya juga punya pengalaman sama dengan Yuni. Yakni belum pernah melihat pesawat terbang yang mereka sebut kapal terbang. Inilah saatnya mereka untuk melampiaskan keinginannya melihat langsung pesawat terbang.

‘’Ma..mama..kapalnya besar sekali ya,’’ teriak seorang bocah yang terkagum-kagum melihat pesawat yang sedang parkir.

Ironis memang, penduduk Kuala Namu yang desanya kini berstatus internasional dan jarak kota Medan dengan Kuala Namu hanya 35 km, ternyata belum pernah melihat pesawat dan sangat kagum melihat badan pesawat terbang.

Namun di balik kekaguman masyarakat desa Kuala Namu dan sekitarnya itu atas kemajuan yang mereka saksikan, terbetik keinginan mereka agar ikut serta menikmati modernisasi tersebut.

Ibu Pardede dan Ibu Manurung, yang datang dengan suaminya mengendarai sepeda motor kepada tubasmedia.com mengutarakan keinginnya untuk bisa kiranya berjualan di sekitar bandara. Mereka mengatakan agar kiranya modernisasi yang menghinggapi desanya dan menjadi bandara internasional, ikut mengangkat taraf hidup warga sekitar.

‘’Kami datang sekarang selain mau lihat langsung kapal terbang, juga ingin melihat-lihat dimana kira-kira kami bisa berjualan, Janganlah kami hanya melihat-lihat bangunan yang mewah seperti ini tapi kami tetap melarat. Kami ingin juga hidup mewah seperti mewahnya lapangan terbang ini,’’ kata ibu Pardede.

Namun mereka menyadari dirinya. Sebagai orang desa yang tidak memiliki skill masuk ke dunia modern seperti KNIA pasti mengalami kesulitan. ‘’Kami rakyat di sekitar ini ingin berjualanlah kalau diberi tempat supaya meningkat kehidupan kami,’’ tambahnya.

Pantauan tubasmedia.com, dari gerbang masuk di ujung jalan Tanjung Morawa yang jaraknya 16 km menunju bandara, antrian masyarakat sudah padat. Ibarat ada pesta rakyat saat itu. Masyarakat datang dengan berkelompok dan mengenakan beragam busana ada yang berpakaian pesta dan ada juga yang berbusana ala kadarnya.

Di lokasi check in penumpang di pos counter maskapai terlihat banyak penumpang bingung. Kebingungan itu mengenai sistem koneksi check in tiket penumpang yang sempat padam dan membuat antrean tambah panjang.

“Saya mau konfirmasi tiket biar cepat naik pesawat dan cepat ke Jakarta. Saya tadi sempat bingung juga mau ke Kuala Namu. Tidak ada penunjuk arahnya. Saya tadi muter dari Lubukpakam masuk dari pintu belakang Kuala Namu. Kami tidak tahu tadi, ada jalan di Tanjung Morawa ke Kuala Namu,” ujar seorang penumpang tujuan Jakarta.

Selain itu, sarana di KNIA masih terlihat kotor dan berdebu tebal, bahkan ada plafon atap yang masih bocor.Sejumlah pekerja masih terlihat melakukan pekerjaan pengecoran di dekat pintu masuk ketibaan/kedatangan dalam negeri KNIA. Bahkan alat pendingin ruangan (AC) tidak berfungsi membuat seluruh calon penumpang di bording room kepanasan.

Namun yang masih sangat mencolok adalah tidak adanya budaya antre bagi para calon penumpang saat ingin check ini di counter. Terlihat masih berebut untuk menggapai meja counter walau sudah dibuatkan jalur antrian, seperti yang terlihat selama ini di bandara Polonia. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS