Kemenperin Perkuat Sinergi Industri Perakitan dan Penyedia Komponen Dalam Negeri
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian aktif mendorong pengembangan industri otomotif, salah satunya melalui penguatan sinergi antara industri perakitan kendaraan bermotor dan industri penyedia komponen kendaraan bermotor.
Sebagai upaya memperkuat sinergi tersebut, Kemenperin menginisiasi kegiatan Business Matching dalam rangka Peningkatan Penggunaan Komponen Otomotif Produksi Dalam Negeri dalam Rantai Pasok Global Industri KBLBB Roda Empat di Jakarta, Selasa (15/10). Kegiatan tersebut juga merupakan hasil kolaborasi dengan Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi.
“Kami berharap, adanya kolaborasi ini dapat mendorong pertumbuhan industri otomotif nasional serta dapat menjembatani industri perakitan untuk menemukan supplier dalam negeri dan menjadikan industri komponen Indonesia masuk dalam rantai pasok global,” ujar Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Putu Juli Ardika dalam pembukaan Business Matching tersebut.
Dalam kesempatan itu, Putu juga menyampaikan bahwa perkembangan penjualan otomotif brand asal China di Indonesia semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari market share brand otomotif asal China secara keseluruhan pada tahun 2024 telah mencapai 7,1%. Angka tersebut merupakan nilai tertinggi dalam empat tahun terakhir.
“BYD telah merencanakan investasi sebesar Rp11,7 triliun dengan kapasitas produksi kendaraan listrik mencapai 150 ribu unit per tahun. Investasi ini tidak hanya merupakan bukti kepercayaan BYD terhadap potensi pasar Indonesia, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik di kawasan regional dan global,” ia mengatakan.
Sejak pertama kali berjualan di Indonesia pada bulan Juni 2024, brand dari PT BYD Motor Indonesia itu selalu menjadi produk KBLBB dengan penjualan terbanyak. Terakhir pada bulan September 2024, BYD berhasil menjual sebanyak dua ribu unit atau setara dengan 47% penjualan KBLBB Nasional.
Putu berharap, masuknya investasi besar ke Indonesia akan memberikan dorongan bagi industri komponen di Indonesia untuk terus berkembang, serta terjadinya transfer teknologi dari BYD kepada industri komponen Indonesia.
“Transfer teknologi ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan industri komponen nasional, sehingga dapat naik kelas dan berdaya saing di Global Value Chain (GVC),” terang Putu.
Dengan peningkatan kemampuan teknologi, industri komponen Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi pemasok domestik, tetapi juga dapat berperan aktif dalam rantai pasok global, khususnya untuk industri kendaraan listrik.
Direktur Departemen Administrasi BYD Andy Lin mengatakan keputusan untuk berinvestasi di Indonesia merupakan bagian penting dari strategi global BYD.
onal di Asia Pasifik, dengan fasilitas untuk penelitian dan pengembangan, produksi, penjualan, purna jual, serta pelatihan, Kami juga berharap agar capaian produksi 15 Juta BYD dapat dilakukan di Indonesia” katanya.(sabar)