Kapasitas Produksi Pangan Mengalami Perlambatan

Loading

Laporan: Redaksi

Workshop Alat Mesin Pertanian

FOTO BERSAMA - Gubernur Kaltim, Awang Farouk Ishak (dua dari kanan) berfoto bersama dengan Kepala Dinas Perindag Kaltim, Djailay (kiri), Staf Ahli Menteri Perindustrian bidang Pemasaran dan P3DN, Fery Yahya (dua dari kiri) dan Direktur IMAP Ditjen IUBTT, Tedy C Sianturi (kanan) (tubasmedia.com/sabar hutasoit)

TARAKAN, (TubasMedia.Com) – Kebutuhan pangan untuk penduduk dunia dipastikan akan terus meningkat sebanding dengan pertambahan penduduk. Namun kapasitas produksi pangan mengalami perlambatan disebabkan berbagai faktor yang bersifat global antara lain perubahan iklim dan degradasi lahan.

Hal itu diutarakan Staf Ahli Menteri Perindustrian bidang Pemasaran dan P3DN, Fery Yahya saat membuka workshop dengan tema “Kesiapan Industri Permesinan & Alat Mesin Pertanian Untuk Mendukung Program Nasional Rice & Food Estate di Propinsi Kalimantan Timur” di Tarakan, Selasa siang.

Kesenjangan antara pasokan dengan kebutuhan pangan baik level nasional maupun regional serta internasional, apabila tidak diantisipasi secara dini, dapat menimbulkan kerawanan pangan yang pada gilirannya akan menimbulkan gejolak sosial.

Alih fungsi lahan pertanian juga, kata Ferry telah menjadi ancaman kritis bagi keberlanjutan lahan pertanian pangan, khususnya di Pulau Jawa dan Bali. Untuk mengimbanginya, tentu perlu dilakukan secara terus menerus perluasan pertanian di luar Pulau Jawa.

Kalimantan Timur menurutnya merupakan program yang tepat dalam rangka pencapaian ketahanan pangan nasional dan surplus 10 juta ton beras tahun 2014. Namun program ini membutuhkan dukungan dari seluruh instansi terkait dalam pelaksanaannya yang mencakup legalisasi status lahan serta dukungan kemampuan industri permesinan dalam negeri.

Sementara itu, Gubernur Kaltim, Awang Farouk Ishak menyatakan kesiapannya mendukung rencana perluasan lahan pertanian. Demikian juga pembangunan industri alat pertanian, pihaknya akan memberi kemudahan bagi investor yang ingin membangun industri di Kaltim.

“Silakan para investor masuk ke Kaltim, kami akan beri pelayanan khusus misalnya untuk urusan perizinan cukup hanya dua hari, izin akan kami terbitkan. Langsung saja berurusan dengan saya. Tapi kalau harus membeli alat pertanian impor, kami tidak mau. Impor kami tolak karena mutu dan kegunaannya tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat petani,” kata gubernur.

Sementara itu, Direktur IPAMP Ditjen IUBTT Kemenperin, Tedy C Sianturi mengatakan workshop sehari itu menampilkan lima pembicara Prof A Riyanto (Guru Besar Universitas Mulawarman), Ir Sri Yatno MM (Direktur Konsolidasi Tanah BPN), Ir Yana Juhana MSc (Kasubdit Perencanaan Makro Kawasan Hutan), Ali Muharam (Bappenas) dan Abdul Karim (Alsintani). (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS