Jumlah Penduduk Miskin Meningkat

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Jumlah penduduk miskin Indonesia meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan itu mencapai 11,25 persen, tahun ini.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, jumlah penduduk miskin di Indonesia, pada Maret 2014, mencapai 28,28 juta orang atau naik 11,25 persen. Angka itu naik 110 ribu orang dibanding periode Maret 2013 yang tercatat 28,17 juta orang atau 11,36 persen.

Suryamin menjelaskan, kenaikan angka kemiskinan sebesar 110 ribu orang dibandingkan periode tahun lalu akibat laju pertumbuhan penduduk yang ternyata lebih cepat bergerak.

“Maret tahun ini kan ada penundaan masa panen karena kondisi cuaca ekstrem waktu itu,” ujarnya di kantornya, Rabu (2/7).

Dia menjelaskan, berdasarkan data sejak 2010, grafik angka kemiskinan terus bergerak menurun walaupun hanya dalam kapasitas kecil. Terdapat beberapa kesulitan dalam upaya menurunkan penduduk miskin saat ini.

“Penduduk miskin sekarang susah diturunkan secara drastis. Harus ada perlakuan khusus seperti yang dilakukan melalui Bansos dan lain-lain,” katanya, seperti diberitakan media massa.

Namun, menurut Suryamin, jika dibanding September 2013, angka kemiskinan menurun sebanyak 320 ribu orang. Persentasenya pun turun dari 11,46 persen menjadi 11,25 persen.

Faktor pendorongnya adalah harga beberapa komoditas yang terus menurun. Selain itu, ada kenaikan rata-rata upah buruh tani sebesar 4,52 persen pada bulan ketiga ini. Sementara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P), pemerintah tidak mengubah tingkat kemiskinan dan pengangguran.

Bantuan Siswa Miskin

Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas), Armida Alisjahbana, mengatakan, pemerintah tidak mengubah tingkat kemiskinan dan pengangguran di dalam APBN-P 2014.

Menurut dia, dalam simulasi mengenai rancangan APBN-P 2014, ternyata pergerakan tingkat pengangguran sama dengan yang diproyeksikan. Kemudian dilakukan simulasi dengan penambahan angkatan kerja baru, antara lain, implikasi dari kebijakan pemberian bantuan siswa miskin (BSM). BSM tersebut menyasar kelompok usia muda agar tidak drop out dan terus lanjutkan studinya.

Armida mengatakan, dalam simulasi tercatat 1,3 juta penambahan lapangan kerja baru. Kesempatan kerja yang tercipta dari setiap satu persen pertumbuhan ekonomi mencapai 230 ribu jiwa. Jumlah tersebut lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Dalam APBN 2014, target penurunan kemiskinan menjadi 9,0-10,5 persen. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka menjadi 5,7-5,9 persen. (red/ris)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS