Jalur Lingkar Gentong Masih Rawan Macet

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

TASIKMALAYA, (TubasMedia.Com) – Pembangunan jalur lingkar Gentong, dengan dana APBN, diperkirakan tidak sesuai ketentuan. Konstruksi jalan itu belum sempurna 100%, meskipun sudah 3 tahun dibangun dan sudah digunakan.

H. Djadja W, mantan anggota DPR/MPR, kepada tubasmedia.com mengatakan, pembangunan jalan Gentong, yang menghabiskan dana puluhan miliar rupiah, dinilai tidak sesuai harapan masyarakat Jawa Barat. Walaupun pembangunannya sudah rampung, namun tidak membantu tanjakan Gentong bebas macet. Malah sebaliknya kalau malam hari rawan kecelakaan karena banyak lampu jalan tidak berfungsi.

Di sepanjang jalur tersebut, selain terdapat titik rawan kecelakaan, juga titik rawan kemacetan. Meski kondisi jalan tampak lebih bagus, namun masih terdapat beberapa titik rawan kemacetan, kata Djadja.

Pembangunan jalan lingkar Getong digembar-gemborkan akan memperlancar jalur lalu lintas, terutama menjelang arus mudik maupun balik. Di jalur tersebut, pada malam hari gelap karena minim lampu penerangan jalan umum (PJU). Kondisi itu berbahaya bagi pemakai roda dua dan empat, kata Djadja.

Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Jalan Nasional Tasikmalaya – Ciamis, R. Asep Rachmat, kepada wartawan beberapa waktu lalu mengatakan, skema operasional jalur Gentong sama dengan lingkar Nagreg Bandung.

Dengan lebar badan jalan 7 meter, viaduk dikhususkan bagi kendaraan dari arah Ciamis dan Tasikmalaya menuju arah Bandung. Sedang untuk arah sebaliknya, menggunakan jalur lama.

Jalur viaduk Gentong yang saat ini digarap oleh kontraktor PT Inti Bendungan Rejeki, berjarak 55 meter di sebelah barat jalur lama. Dari desainnya, kemiringan jalur viaduk dibuat maksimal sepuluh persen. Angka itu jauh lebih kecil jika dibandingkan kemiringan jalur Gentong lama yang mencapai delapan belas persen.

Proyek jalan Gentong merupakan dana pengerjaan tahun jamak yaitu 2011 dan 2012. Anggaran pemerintah baru cukup untuk pengaspalan satu lapis. Pada 2011, anggaran tersebut mencapai Rp 16 miliar, sementara 2012 sebanyak Rp 8 miliar.

Selain itu, lampu penerangan bertenaga matahari baru enam buah. “Rambu-rambunya juga baru enam buah seperti tanda jalan masuk, tanda larangan masuk, dan jalan berkelok,” katanya.

Pada 2013, dengan anggaran yang diajukan Rp 6 miliar-Rp 8 miliar, jalur viaduk akan dibuat dengan tiga lapis aspal. Jika anggaran pemerintah kembali turun, pada saat arus mudik dan balik Lebaran 2013 jalur ini sudah bisa digunakan secara penuh. (dadang/hakri)

CATEGORIES
TAGS