Isu Penyadapan Akan Segera Berlalu

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi

ilustrasi

MINGGU-minggu ini pemerintah sedang marah besar karena beberapa tokoh penting di negeri ini seperti presiden SBY dan lain pembicaraannya via telepon disadap oleh Australia. Kemarahan pemerintah kali ini juga menjadi kemarahan kita semua sebagai bangsa.

Dalam beberapa hari ke depan kita tidak tahu apa yang akan terjadi berkaitan dengan hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia. Sekarang posisi Indonesia adalah sedang marah, benci tapi rindu. Rindu terhadap sapi Australia yang bisa bikin gemuk badan dan juga bisa bikin gendut kantong. Jadi kalau murkanya sudah dibalas dengan permintaan maaf perdana menteri Abott kepada presiden SBY, isu penyadapan pasti akan berlalu.

Kita adalah bangsa pemaaf dan mudah melupakan begitu saja atas sebuah peristiwa yang menimpa negeri ini. Yang penting, kita sudah bisa makan daging sapi dari Australia lagi. Konon gara-gara penyadapan ini ada yang sempat melakukan aksi ambil untung, yaitu harga daging sapi impor dari Australia sempat melonjak harganya sampai mencapai Rp 300 ribu/kg. Yang satu marah, yang lain beruntung dan bisa tertawa lebar.

Luar biasa cerdas negeri ini dalam mencermati berbagai peristiwa yang terjadi. Lepas dari peristiwa penyadapan ini, mari kita berkomtemplasi mengapa Australia suka nakal dan jahil dengan Indonesia. Kalau dalam pergaulan antar anak-anak suka terjadi anak yang agak besaran dinakalin atau dijahilin oleh anak yang agak kecilan.

Dalam banyak hal si anak gede ini cengeng, penakut sehingga si kecil itu menjadi suka nggodain atau jahilin. Apakah fenomena yang dialami oleh Indonesia dan Australia seperti itu gesturnya. Sebagai orang awam pasti kita tahu persis apakah perilaku Indonesia seperti si anak gede yang cengeng dan penakut?.

Rasanya tidak karena bangsa Indonesia adalah gagah dan berani. Buktinya bangsa Indonesia berhasil mengusir penjajah yang akhirnya menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat pada 17 Agustus 1945. Buktinya lagi, demi bisa berdiri di bawah kaki sendiri, bangsa Indonesia berhasil menasionalisasi perusahaan minyak Belanda. perusahaan perkebunan teh, kereta api dan kongsi dagang.

Petilasannya semua masih ada dan menjadi korporasi yang sehat dan menguntungkan bagi negara. Kita harus tetap menjadi anak gede yang tetap gagah dan berani. Sampai kapanpun kita harus tidak boleh menggadaikan Indonesia dengan alasan apapun, termasuk karena alasan globalisasi dan perdagangan bebas. Bangsa ini tidak boleh bersikap lembek, termasuk tidak boleh punya pemimpin yang lembek dan lemah dalam menjaga kedaulatan Indonesia.

Royal memberikan kemudahan dan fasilitas kepada bangsa asing, tetapi pelit dalam memberikan kemudahan dan fasilitas kepada bangsanya sendiri yang ingin terus berjuang, bekerja keras untuk nusa dan bangsa. Kondisi ini yang berbeda dengan masa lalu setelah bangsa ini mengenyam kemerdekaannya. Kepemipinan yang dulu kuat dan yang sekarang ini cenderung lembek, khususnya dalam menjalankan politik luar negerinya.

Sikap nasionalismenya jarang dikobarkan, tapi sikap pramagtismenya yang lebih menonjol demi sekedar untuk melakukan kerjasama internasional dan pertumbuhan ekonomi. Katakan setelah semua meneriakin bahwa Australia adalah anak nakal yang patut “diganjar hukuman” karena menyadap dan setelah itu mau meminta maaf karena mengaku salah, apakah bisa dijamin kelakuannya akan berubah?. Kalau mengikuti nalar petugas inteljen, perilaku Australia atau negara manapun yang berkepentingan dengan Indonesia tidak akan berubah, termasuk kelakuannya dalam soal sadap menyadap ini.

Oleh karena itu, Indonesia ke depan harus memiliki platform yang lebih jelas dan terukur dalam menjalankan politik luar negerinya. Dulu kita memiliki kebijakan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Sekarang ini kita tidak tahu platform-nya seperti apa. Apakah masih tetap bebas dan aktif atau tidak bebas dan tidak aktif. Mari kita semua berbenah menyongsong masa depan yang lebih bermartabat dan beradap agar negeri ini tidak menjadi “mainan” manusia-manusia yang tidak bermartabat dan tidak berperadaban baik dari dalam negeri maupun luar negeri, sehingga mudah disadap.

Dan hasil sadapannya itu kemudian akan dipakai untuk membangun posisi tawar dalam kerjasama internasional yang orientasinya bisa melemahkan kedaulatan kita, tetapi hasilnya ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan secara politik maupun ekonomi untuk kepentingan sendiri/golongan. Yang demikian ini adalah tidak benar dan tidak patut. Jadilah bangsa yang besar dan tangguh dan bisa bertahan hidup dalam kondisi apapun. Bangkitlah Indonesia dan lawan penyadapan. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS