Industri Permesinan Masih Tergantung Teknologi Impor

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

JADI NARA SUMBER - Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (IPAMP), Ditjen IUBTT, Teddy Sianturi (kanan) saat tampil jadi nara sumber .-tubasmedia.com/sabar hutasoit

KUTA, BALI, (tubasmedia.com) – Industri permesinan yang masih bergantung pada teknologi, bahan baku dan komponen impor, sangat rentan terhadap perubahan tipe produk sehingga diperlukan dukungan kebijakan untuk penguasaan teknologi, bahan baku dan komponen yang bisa dilakukan di dalam negeri.

Demikian dikatakan Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (IPAMP), Ditjen IUBTT, Teddy Sianturi saat tampil sebagai nara sumber pada workshop pendalaman industri untuk wartawan di Kuta, Bali, Kamis. Teddy tampil bersama Dirjen Kerjasama Industri Internasional (KII), Agus Tjahajana.

Untuk kepentingan itu lanjut Teddy, industri permesinan perlu dukungan pengadaan penelitian dan pengembangan (R&D) seperti PPTI MP & AK dan penyediaan bahan baku di dalam negeri serta investasi dari prinsipal untuk memproduksi mesin barang modal di dalam negeri.

Menurutnya, insentif fiskal (tax holiday, tax allowance, masterlist BKPM) yang diberikan pemerintah saat ini masih belum cukup menarik investasi prinsipal industri barang modal untuk inves di dalam negeri.

Untuk itu, pada upaya pengembangan industri barang modal yang strategis di masa mendatang perlu adanya kebijakan pemerintah di sektor finansial, khususnya dalam pembiyaan industri yang berorientasi kepada substitusi imppor.

Di bagian lain uraiannya dikatakan, bahwa di dalam rangka peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN), perlu adanya program revitalisasi industri barang modal permesinan untuk peralatan pabrik yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta negeri. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS