Industri Kosmetika Nasional Masih Tergantung Impor

Loading

Laporan: Redaksi

Menteri Perindustrian MS Hidayat

Menteri Perindustrian MS Hidayat

CIKARANG, (TubasMedia.Com) – Industri kosmetika mencatatkan prestasi yang cukup menggembirakan. Tahun 2012 penjualan dalam negeri mencapai Rp 9,76 triliun atau naik sebesar 12,9% dari tahun 2011 yang mencapai Rp 8,5 triliun.

Hal itu dikatakan Menteri Perindustrian MS Hidayat saat meresmikan pabrik L’oreal – Jababeka di Cikarang, Jawa Barat, Rabu.

Dari 760 industri kosmetika yang tersebar di wilayah Indonesia, lanjutnya, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 675.000 orang, dari tenaga kerja langsung sebanyak 75.000 orang dan 600.000 orang di bidang pemasaran. Nilai ekspor tahun 2012 diperkirakan mencapai sekitar US$ 406 juta naik 20% dari tahun 2011 sebesar US$ 340 juta.

Namun, industri kosmetika dalam negeri mendapat tantangan yang cukup berat dengan masuknya banyak produk kosmetik impor di pasar domestik. Hal ini disebabkan tingginya permintaan pasar domestik akan produk premium atau bermerek (high branded).

“Tantangan ini perlu dijawab dengan peningkatan investasi di dalam negeri dengan membuka pabrik baru atau ekspansi pabrik demi memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor,” katanya.

Tantangan lain industri kosmetika masih mengalami ketergantungan terhadap bahan baku impor yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, industri kosmetika perlu didorong dalam kemandirian bahan baku antara lain dengan memanfaatkan potensi herbal secara optimal yang mana Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dengan 30.000 spesies tanaman obat, kosmetik dan aromatik, terbanyak kedua setelah Brazil.

Pemerintah akan selalu mendukung penciptaaan iklim usaha yang kondusif agar produk industri kosmetika dalam negeri agar mampu bersaing dengan produk impor dengan memberikan insentif seperi Tax Allowance dan pembebasan bea masuk atas impor mesin atas bahan dan barang untuk pembangunan atau pengembangan industri dalam rangka penanaman modal. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS