Boikot Produk Israel Berakibat Pada PHK Para Tenaga Kerja

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bisa terjadi jika aksi boikot terhadap produk-produk yang dinilai terafiliasi dengan Israel dilakukan secara berkepanjangan.

“Dampaknya pasti terasa ke produsen, bahkan bisa sampai pengurangan tenaga kerja (PHK),” ungkap Roy saat ditemui pers di kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (15/11/2023).

Oleh karena itu dirinya dan para anggota Aprindo yang lain meminta agar pemerintah segera turun tangan, apalagi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres 2024).

“Kami meminta pemerintah turun tangan, pesta demokrasi sudah mulai, jangan pesta saja tapi ekonomi harus tetap fungsi sebagaimana mestinya,” katanya.

Ia menambahkan, jika dilihat di banyak sosial media, barang-barang yang banyak diboikot adalah barang-barang ritel yang masuk dalam jenis Fast Moving Consumer Good (FMCG).

“Kalau barang sudah di toko kemudian diboikot artinya tidak terjual ya tidak terbeli, ya kita tidak akan tambah atau pesan lagi dari produsen. Ketika dampak di sektor hulu, akan berpengaruh juga pada PHK,” jelasnya.

Meski begitu, Roy mengatakan asosiasi menghargai pilihan konsumen untuk membeli atau tidak membeli produk tertentu, termasuk jika memilih mengikuti ajakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menghindari produk tertentu.

Sebelumnya, MUI telah mengeluarkan fatwa haram membeli produk dari produsen yang mendukung agresi Israel di Palestina. Fatwa haram untuk produk pendukung Israel itu tertuang dalam Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina yang resmi keluar pada Rabu 8 November 2023.

Namun Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas sudah menyatakan kalau fatwa MUI tersebut tidak wajib untuk dilaksanakan, bisa ya bisa tidak. (sabar)

CATEGORIES
TAGS