Bina Mental, Partai dan Politikus

Loading

Oleh: Robby HS

Ilustrasi

Ilustrasi

“BERDOALAH selalu agar kamu tidak jatuh ke dalam kejahatan karena daging itu lemah” demikian nasehat orang bijak. Rasanya sungguh menakutkan apabila kita melihat skandal di lembaga negara kita dan gedung DPR. Bukankah mereka adalah pemimpin dan wakil rakyat yang terhormat?

Lalu di manakah letak kesalahannya? Mereka juga seorang dermawan yang selalu murah hati, mengundang pembangunan tempat ibadah, rajin beribadah. Tetapi kenapa tiba-tiba kita mendengar, mereka ditangkap KPK, diadili karena korupsi dan dijebloskan ke penjara. Tragis dan nyata di depan mata kita setiap hari.

Memang benar, mereka rajin beribadah dan suka membantu sesama, tetapi uang yang mereka berikan adalah barang curian alias hasil korupsi. Mereka rajin beribadah sekedar melaksanakan perintah agama, tetapi hanya sebagai formalitas. Sesungguhnya, mereka adalah orang yang beragama, tetapi belum beriman. Rajin beribadah dan membantu sesama hanya sekedar kewajiban atau ada motif tertentu.

Mereka membawa motivasi tertentu yang bukan penyerahan diri kepada Tuhan sebagai perwujudan imannya kepada Tuhan. Alhasil, benar apa yang dikatakan Prof. Dr. Amien Rais beberapa waktu yang lalu bahwa saat ini korupsi justru berada di mana-mana dan bahkan berjamaah.

Penulis memperhatikan secara seksama, bahwa carut marutnya politikus kita baik yang berada di senayan maupun tempat lain perlu adanya pendampingan yang intens. Baik dari partainya maupun pendampingan rohani sesuai dengan keyakinan yang dianutnya.

Hal ini sudah berlaku di dinas ketentaraan kita dengan adanya pembinaan mental bagi para prajurit. Di samping itu partai politik sebagai lembaga pengusung perlu secara periodik mengumpulkan mereka untuk senantiasa memperjuangkan visi dan misi partai dan kepercayaan konstituennya.

Penulis khawatir, kalau hal ini dibiarkan akan terjadi pembusukan dan mafia yang luar biasa karena para anggota DPR tahu persis untuk membuat celah lepas dari jeratan hukum. Kita ingat benar, bahwa akhir-akhir ini setiap anggota DPR mempunyai staf ahli. Namun nyata pula bahwa staf ahli yang ada justru sebagian sebagai kepanjangan tangan yang bersangkutan untuk menjadi mafia proyek yang ujung-ujungya sebagai lahan korupsi terselubung.

Untuk itulah apa yang kita harapkan kepada para pendamping rohani dan para pemimpin partai untuk segera mengambil kendali kepada kader-kadernya untuk benar-benar berjuang demi rakyat dan sesuai dengan amanah yang diemban dari Tuhan. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS