Asean dalam Agregasi Komponen PDB

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi

ilustrasi

BANK Dunia membuat proyeksi tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Asean akan mencapai 7,9% dan pada tahun mendatang diperkirakan tumbuh 7,6%. Tidak mengherankan kalau kemudian Asean diproyeksikan menjadi kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tercepat dalam beberapa tahun ke depan.

Presiden SBY sudah cukup komprehensif memberikan penjelasannya di hadapan pertemuan dengan anggota HIPMI beberapa waktu lalu tentang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Asean mengupayakan untuk mempertemukan modal.barang, jasa dan sumber daya manusia ke dalam satu pasar dan basis produksi.

Integrasi ini membutuhkan percepatan perdagangan bebas dan fasilitas usaha yang memadai dan memberikan daya tarik sebagai tujuan investasi, serta memajukan usaha kecil dan menengah. Lee Hsien Loong (PM Singapura) dalam pidatonya pada ‘’Asean 100 Leadership Forum’’ tahun 2005 di Singapura, memberikan sebuah ungkapan bahwa Asean sedang bergerak perlahan tapi pasti ke arah sebuah masa depan bersama.

Dua tahun dari sekarang, persisnya akhir 2015, MEA akan dimulai, sekilas pandang,media Tunas Bangsa mencoba memberikan gambaran tentang agregasi komponen PDB beberapa negara Asean, khususnya dalam pengeluaran konsumsi rumah tangga,

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan komponen ekspor dan impor tahun 2005-2011. Secara berurutan,akan dimulai dari Indonesia, Malaysia,Filipina,Singapura ,Thailand,Brunei,Laos,Kamboja, danVietnam.

1)INDONESIA, selama tahun 2005-2011 rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga mencapai 59,82% dari PDB. Komponen PMTB rata-rata sekitar 27,95%; komponen ekspor 28,49%; dan komponen impor,25,55% sehingga struktur neraca perdagangannya secara agregat mengalami surplus 2,94% . 2) MALAYSIA, komponen konsumsi rumah tangga menyumbang 46,03%;PMTB 21,94%;ekspor 101,07%;dan komponen impor 81,17%,sehingga struktur neraca perdagangannya secara agregat mengalami surplus 19,90%. 3) FILIPINA, komponen konsumsi rumah tangga 73,91%;PMTB 19,74%;ekspor 38,71%;dan komponen impor 41,26% sehingga struktur neraca perdagangannya secara agregat. mengalami defisit 2,55% .4) SINGAPURA,komponen konsumsi rumah tanggga 39,03%;PMTB 19,09%;ekspor 223,29%;dan komponen impor 195,20%,sehingga struktur neraca perdagangannya secara agregat mengalami surplus 28,09%. 5) THAILAND, komponen konsumsi rumah tangga 55,31%;PMTB 26,57%;ekspor 75,44%; dan komponen impor 68,26%, sehingga struktur neraca perdagangannya secara agregat menagalami surplus 7,18%. 6) BRUNEI DARUSALAM, komponen konsumsi rumah tangga 21,11%;PMTB 13,61%; ekspor 74,79%; dan komponen impornya 29,39%, sehingga struktur neraca perdagangannya secara agregat mengalami surplus 45,40%. 7) LAOS, komponen konsumsi rumah tangga 71,22%; PMTB 28,34%;ekspor. 35,03%; dan komponen impor 43,78%, sehingga struktur neraca perdagangan secara agregat mengalami defisit 43,78%. 8) KAMBOJA,komponen konsumsi rumah tangga 81,63%;PMTB 18,22%;ekspor 60,13%; dan komponen impor 66,35%, sehingga struktur neraca perdagangannya mengalami defisit 6,2%.
9) VIETNAM, komponen konsumsi rumah tangga 64,90%;PMTB 34,44%;ekspor 75,80%;komponen impor 84,75%,sehingga struktur neraca perdagangannya secara agregat mengalami defisit 8,95%.

Berdasarkan data tersebut, maka dari 9 negara Asean selama tahun 2005-2011 yang PDB-nya disumbang oleh pengeluaran konsumsi rumah tangganya dalam jumlah yang besar (>50 persen) adalah Kamboja (81,63 persen), Filipina (73,91 persen), Laos (71,22 persen),Vietnam (64,90 persen),Indonesia (59,82 persen) dan Thailand (55,31 persen).

Sementara itu, yang penggunaan komponen PDB-nya disumbang PMTB (>25 persen) adalah Vietnam (34,44 persen), Laos (28,34 persen), Indonesia (27,95 persen),Thailand (26,57 persen). Sedangkan yang komponen ekspornya mencapai > 50 persen adalah Singapura (223,29 persen), Malaysia (101,07 persen), Vietnam (75,80 persen), Thailand (75,44 persen), Kamboja (60,13 persen).

Di luar itu, yang < dari 50 persen adalah Filipina (38,71 persen), Laos (35,03 persen),dan Indonesia ( 28,49 persen). Untuk komponen impornya tergolong besar terhadap PDB masing-masing negara adalah Singapura (195,20 persen), Vietnam (84,75 persen), Malaysia (81,17 persen), Thailand (68,26 persen), Kamboja (66,35 persen), Laos (43,78 persen), Filipina (41,26 persen), Brunei (29,39 persen) dan Indonesia (25,55 persen). Fakta -fakta tersebut dapat diberikan catatan antara lain bahwa mengapa hanya empat komponen pembentuk PDB posturnya seperti itu adalah sangat ditentukan oleh kebijakan ekonomi masing-masing negara Asean. Dalam perdagangan internasional,posisi Indonesia paling low profil karena kegiatan ekspor dan impornya hanya sebesar 28,49 %,dan 25,55%,sehingga menghadapi FTA Asean dan FTA Asean dengan negara mitra dialog, mau tidak mau harus ada kebijakan terobosan agar sumbangan ekspornya terhadap PDB harus diperbesar, harus bisa mengejar Vietnam, Thailand dan Malaysia. Faktor PMTB (investasi langsung fisik) juga harus diperbesar kontribusinya agar Indonesia benar-benar berhasil meraih posisinya sebagai pusat produksi dan pusat distribusi yang efisien di kawasan Asean, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri maupun ekspor. Jika investasi dan ekspor didorong habis-habisan, maka impor pasti akan melonjak. Yang penting dijaga adalah jangan di sepanjang waktu posisi neraca perdagangannya mengalami defisit, tetapi harus menghasilkan surplus yang besar. Kalau komponen belanja konsumsi rumah tangga posisinya harus tetap terjaga sebagai buffer jika suatu saat terjadi pelambatan pertumbuhan ekonomi,baik di kawasan maupun di ranah global. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS