Adrinof Chaniago: Peluang Jokowi-Ahok Semakin Besar

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Isu SARA, korupsi, terorisme dan keberpihakan pelaksana Pemilukada DKI Jakarta, tidak akan mengurangi perolehan suara pasangan cagub dan cawagub Jokowi-Ahok dalam Pemilukada putaran kedua 20 September mendatang malah menambah perolehan suara pasangan dengan nomor urut 3 yang diusung PDI Perjuang dan Partai Gerindra itu.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Adrinof Chaniago mengatakan isu-isu tersebut justru membuat peluang Jokowi-Ahok semakin besar. “Saya melihat politik pembusukan ini menaikkan citra pasangan Jokowi – Ahok dan merugikan pasangan Foke – Nara,” katanya kepada tubasmedia.com, di Jakarta, pekan lalu.

Menurut Andrinof melihat sosok Jokowi-Ahok yang melekat dengan simbol akan ada perubahan di DKI Jakarta, berbagai isu-isu miring yang digulirkan itu semakin membuat wong Solo dan Bengkulu ini meroket. “Isu-isu itu tidak mempan menurunkan perolehan suara pada putaran kedua nanti, justru yang terjadi sebaliknya,” katanya.

Pandangan tersebut bukan hanya berdasarkan kemenangan dalam Pemilukada putaran pertama. Tapi, apa yang dikatakan dan program yang disodorkan Jokowi-Ahok memang yang ditunggu-tunggu semua kalangan masyarakat ibu kota Jakarta. Sebab menurut dia apa yang dipaparkan, cukup realistis dan tidak muluk-muluk sesuai dengan keinginan penduduk DKI Jakarta. “Jadi mereka yang sadar aka perubahan sudah menunggu-nunggu pasangan ini,” katanya.

Andrinof mengakui isu SARA sedikit mempengaruhi masyarakat kelas bawah, namun indikasinya kurang relevan dalam perolehan suara nanti. Apalagi masyarakat kelas menengah dan atas sudah sangat menyadari hal tersebut dan umumnya kelas ini pendukung Jokowi-Ahok.

Isu-isu yang tidak dominan, tidak akan mempengarui perolehan suara pemilih dalam Pemilukada putaran kedua, termasuk isu SARA, korupsi, teroris dan keberpihakan pelaksana Pemilukada. Sebab isu SARA tidak berhubungan dengan Pemilukada DKI Jakarta, karena kejadian tersebut adalah peristiwa nasional yang tidak berhubungan sama sekali dengan putaran kedua nanti walaupun kejadiannya di Solo tempat Jokowi sebagai pemimpin daerah.

Kemenangan Jokowi-Ahok semakin terbuka lebar dengan kerentanan Foke yang kurang bisa menahan diri dan malah marah. “Seperti yang kita lihat dan dengar, Foke sering emosinal menghadapi situasi yang ada. Ini sudah jelas menurunkan citranya sebagai calon gubernur untuk kedua kalinya. Walaupun dia incumben, persentasenya kurang mendukung akibat sikap tersebut,” jelasnya.

Menurut dia hanya situasi dan momentum yang luar biasa yang bisa memenangkan Foke- Nara. Peluang tersebut kelihatannya tidak ada seperti momentum bulan puasa yang lalu. “Jadi harapan Foke untuk menjadi gubernur sangat tipis tanpa ada isu yang luar biasa,” katanya.

KPUD Jakarta yang melarang saksi pasangan Jokowi-Ahok memakai baju kotak-kotak sudah jelas menunjukkan keberpihakan dan melanggar hak azasi manusia dan menyalahi peraturan. Sebab menurut Andrinof sudah jelas undang-undang menegaskan ada tiga yang tidak boleh dilakukan pada saat pemungutan suara putaran kedua nanti, tetapi tidak ada satupun yang melarang menggunakan baju apapun kecuali memakai atribut sesuai ketentuan undang-undang.

Terkait aksi terorisme yang terjadi di Solo, Anggota Komisi XI DPR dari PDI Perjuangan, Maruarar Sirait mengatakan hal tersebut tidak akan mempengaruhi perolehan suara Joko Widodo yang saat ini masih menjabat sebagai Walikota Solo. Menurut pria yang akrab disapa Ara ini, warga Jakarta sudah cerdas, peristiwa di Solo tidak akan pengaruhi pilihan mereka, karena Jokowi sendiri sudah menyelesaikan permasalahan di Solo. Ini justru akan membuat pendukung Jokowi makin solid dan bersimpati kepada Jokowi.”Saya rasa gini ya, rakyat Indonesia sudah cerdas, kita doakan saja demokrasi di Indonesia makin berkualitas,” pinta Ara.

Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta M Taufik mengatakan, kalau mempersoalkan SARA apa yang dipermasalahkan? Jokowi Islam, ibunya Islam. Imamnya (Gubernur DKI) nanti kan Jokowi. Taufik menuturkan, kemenangan Jokowi pada putaran pertama yang mampu meraup suara sebanyak 43 persen, karena suara rakyat. Jika hanya menghitung suara partai, koalisi PDI Perjuangan dan Gerindra sebagai partai pengusung diprediksi hanya mampu meraih 18 persen suara. “Warga Jakarta ini mau perubahan. Menang 43 persen, itu banyak suara rakyat. Kami tidak menghitung berapa persen nanti putaran kedua, tapi menghitung kemenangan,” ujarnya.

Wakil Ketua DPP Partai Gerindra Fadli Zon optimis pasangan Joko Widodo – Basuki Tjahja Purnama dapat mengungguli pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli diputaran kedua Pemilu Kada DKI Jakarta. Isu SARA tidak efektif dan menjadi boomerang bagi yang melakukannya. Kami akan focus pertahankan momentum mengambil hati warga Jakarta. Jokowi – Ahok sama sekali tak gentar menghadapi aliansi partai politik besar yang mengeroyok. Sebab, saat ini masyarakat tidak akan melihat partai tapi figure. “Saya yakin Jokowi–Ahok di putaran kedua tetap unggul signifikan dengan perbandingan perolehan suara 70 : 30 lawan incumben Foke –Nara “ katanya. (aru)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS