70 Persen Rakyat Kecewa dengan Kepemimpinan SBY

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan sekitar 70 persen rakyat Indonesia kecewa dan tidak puas dengan kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).”Terlihat dari keputusan SBY yang ragu-ragu dalam memutuskan, dalam banyak kesempatan SBY terlihat ragu-ragu dalam menegakkan konstitusi,” kata perwakilan LSI, Ardian Sopa di Jakarta, Minggu (26/5/2013).

Ardian menambahkan survei tersebut dilakukan dalam rangka memperingati 15 tahun reformasi sejak 1998. Reformasi dianggap gagal melahirkan pemimpin nasional yang kuat. Penilaian terhadap aspek kepemimpinan juga terlihat dari survei dimana hanya 30.18 persen publik yang puas dengan kepemimpinan SBY.

Sedang hasil kajian Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) terhadap 17 figur yang dinilai cocok untuk maju sebagai calon Presiden 201 Ani Yudhyono dinilai sebagai figur yang paling tidak reformis. “Ibu negara Ani Yudhoyono masuk dalam kategori tidak reformis, karena beliau tidak pernah menyatakan sikap. Misalnya soal pembahasan pencabutan dwi fungsi ABRI, atau amandeman UUD 45. Tidak bersikap dan tidak pernah menyatakan kepada publik,” kata Direktur LPI Boni Hargens kepada wartawan.

Boni menjelaskan, ada enam agenda reformasi 1998, yakni, mengadili Soeharto, amandemen UUD 1945, penghapusan dwi fungsi ABRI, otonomi daerah, supremasi hukum dan pemerintah yang bersih dari KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). LPI telah melakukan kajian terhadap 17 figur yang dinilai cocok untuk maju sebagai capres 2014. Ke-17 figur tersebut : Megawati Soekarnoputri, Surya Paloh, Rizal Ramli, Sutiyoso, Dahlan Iskan, Mahfud MD, Prabowo, Yusril Ihza Mahendra, Irman Gusman, Marzuki Alie, Wiranto, Aburizal Bakrie, Gita Wiryawan, Pramono Edhie, Sri Mulyani, Muhaimin Iskandar dan Ani Yudhoyono.

Metodologi yang digunakan untuk kajian LPI memakai pendekatan evaluasi yakni evaluasi mendalam terhadap rekam jejak para figur dalam enam kategori yang merupakan agenda reformasi 1998. Data dikumpulkan dari berbagai sumber seperti kliping koran, paper ilmiah maupun materi pidato sang figur. Sistem penilaian yang diterapkan menggunakan metode campuran (kuantitatif-kualitatif) yang sekadar untuk menyajikan rapor para figur, dimana angka nol untuk yang terburuk dan angka satu untuk terbaik serta angka 0.5 untuk yang tidak terpenuhi seluruhnya. “Poin kami tetap pada argumentasi kualitatif di balik itu,” kata Boni.

Menurut Boni merujuk pada peran Ani Yudhoyono dalam menjalankan agenda reformasi 1998, Ibu Negara Ani Yudhoyono dianggap sebagai figur yang tidak reformis. Boni menjelaskan pihaknya telah melakukan kajian pada 17 figur nasional reformis. Di antara 17 figur itu, beberapa di antaranya dianggap cocok untuk maju sebagai calon presiden di 2014, dan posisi Ani Yudhoyono berada di peringkat buncit. “Kami mengkaji berdasarkan pandangan politik mereka dalam wawancara media, dalam paper ilmiah mereka, lalu keputusan politik terutama capres yang memangku jabatan di pemerintahan maupun parlemen,” ujar Boni. (red/sis)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS