40 Pemkab Minati Pesawat N219

Loading

Laporan: Redaksi

Budi Darmadi

Budi Darmadi

JAKARTA, (Tubas) – Tidak kurang dari 40 pemerintah kabupaten kota di Indonesia sudah meminati pesawat kecil N219. Pesawat kecil yang baru akan siap dalam tiga tahun ke depan tersebut dinilai cocok untuk penerbangan di daerah. Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian, membiayai pengembangan pesawat jenis komuter N219 yang saat ini tengah dirancang PT Dirgantara Indonesia (DI).

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi di Jakarta pekan silam mengatakan, pesawat tersebut saat ini masih dalam tahap perencanaan, tapi sudah diminati oleh 40 pemerintah kabupaten dan kota di berbagai wilayah. Minat tersebut dinyatakan ketika Kemenperin menggelar roadshow dalam dua tahun terakhir.

“Mereka tertarik membeli untuk menghubungkan penerbangan antarkabupaten,” kata Budi pada wartawan. Pembelian tersebut bisa dilakukan oleh pemerintah daerah sendiri atau bekerja sama dengan maskapai lokal, untuk penerbangan komersial maupun pesawat charter.

Kemenperin sudah mempersiapkan detail engineering dan desain untuk prototype pesawat tersebut. Dana yang sudah dianggarkan Kemenperin untuk prototype senilai Rp 300 miliar. Untuk tahun anggaran 2012, Budi mengajukan anggaran tambahan Rp 59 miliar.

Sebenarnya, biaya yang dibutuhkan sekitar US$70 juta-US$90 juta. Hanya, pemerintah menyediakan US$30 juta. Dengan anggaran yang ada, PT DI sanggup membangun N219. Sisanya nanti akan dipenuhi lewat peran serta PT DI dalam bentuk tenaga kerja, mesin, tenaga ahli.

PT DI menargetkan, pesawat kecil tersebut sudah mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan pada kuartal ketiga 2013. Dengan demikian, awal 2014 pesawat tersebut sudah dapat mengudara.

Pengembangan pesawat dengan kapasitas 19 kursi itu menurut Budi sangat tepat dilakukan di Indonesia. Maklum, di Indonesia jumlah pesawat di kelas itu banyak yang sudah berusia 20 tahun dan masanya diganti. Untuk itu, pesawat N219 yang akan diproduksi bisa menjadi pesawat perintis yang sudah berusia tua.

Pengembangan pesawat itu menurut Budi merupakan bagian dari program restrukturisasi PT Dirgantara Indonesia. Jadi nantinya, pesawat N219 akan menjadi produk andalan bagi PT Dirgantara Indonesia.

Di tempat terpisah, pengamat penerbangan Ruth Hana Simatupang mengatakan, tipe pesawat N 219 memang sangat cocok untuk daerah yang baru memiliki landasan udara terbatas dan membutuhkan trasportasi udara sebagai penghubung wilayah terutama di Indonesia bagian timur.

Ruth menuturkan, saat ini, Indonesia sudah mampu memproduksi pesawat sendiri. “Meskipun nanti hasilnya tetap perlu dikaji kelayakannya,” kata Ruth menambahkan, dengan memproduksi sendiri, maka biaya pengadaan pesawat itu akan jauh lebih murah ketimbang membeli dari negera lain. “Jelas lebih murah membuat sendiri daripada beli, apalagi kita memang sudah mampu memproduksinya,” katanya. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS