15 Persen Siswa Miskin Dapat Bantuan GNOTA

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

PURBALINGGA, (Tubas) – Jumlah siswa miskin yang mendapat bantuan dari kegiatan gerakan nasional orang tua asuh (GNOTA) khususnya siswa SD hanya 15 persen. Sebab kepedulian instansi, lembaga dan masyarakat masih minim.

“Potansi yang ada sebenarnya sangat besar. Namun jumlah dana bantuan terhadap GNOTA minim,” kata Ketua Pengurus Cabang Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) Kabupaten Purbalingga, Ny. Hj. Heru Sudjatmoko.

Hasil pendataan terakhir jumlah siswa miskin sebanyak 23.310 yang terdiri dari 14.767 siswa SD/MI dan 2.111 siswa SMP/MTs., GNOTA baru dapat menyantuni 3.379 siswa SD/MI atau sekitar 15 persen, dan 555 siswa SMP/MTs atau sekitar 23 persen, serta 272 siswa SMK.

Selain masih rendahnya kepedulian instansi maupun organisasi terhadap GNOTA, kendala yang dihadapi adalah adanya program bantuan operasional sekolah (BOS) yang kurang dipahami masyarakat sehingga ada anggapan jika kegiatan GNOTA sudah tidak diperlukan lagi. “BOS memang untuk mendukung operasional sekolah, namun kebutuhan siswa lainnya seperti peralatan sekolah yang masih belum bisa dipenuhi oleh mereka,” kata Ny. Heru.

Dia hanya bisa berharap instansi dan organisasi agar bisa lebih peduli dengan GNOTA. Selain itu, lembaga perbankan atau perusahaan dirasa perlu pula untuk menyalurkan sebagian dana CSR (Corporate social responsibility) untuk membantu siswa miskin di Purbalingga.

Ketua Umum Pengurus GNOTA Provinisi Jateng, Ny Zaematun Ali Mufidz memberikan apresiasi terkait pelibatan FKK-OTA (Forum Komunikasi Kelompok Orang Tua Asuh) di tingkat kecamatan sebagai ujung tombak pensuplai data sekaligus mengajak masyarakat menjadi orang tua asuh. Pada kesempatan tersebut Ketua GNOTA dan FKK-OTA Kabupaten Purbalingga diminta menjadi pembicara pada Rakor GNOTA se-Jateng tahun depan. (joko s)

CATEGORIES
TAGS