WTO tidak Bisa Berbuat Banyak

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi

ilustrasi

LIBERALISASI dan perdagangan bebas oleh para penggagas dan para pendukungnya telah diyakini menjadi sebuah keniscayaan. Karena itu, lembaga internasional seperti WTO menggalang kekuatan para anggotanya untuk menyepakati berbagai regulasi yang mengikat di bidang perdagangan dan investasi.

Tindakan semacam itu adalah salah satu bentuk upaya WTO untuk melakukan langkah internasionalisasi agar kebijakan ekonomi nasional yang disusun dan dlaksanakan oleh anggota WTO dapat menyeleraskan dengan semangat yang dibangun, yakni liberalisasi dan perdagangan bebas.

WTO menjadi super body dan menempatkan dirinya sebagai polisi dunia dalam menjalankan misinya. Opini ini menyatakan bahwa apa yang dikendaki WTO adalah berlebihan. Selain itu, kerja WTO dijamin tidak bebas nilai karena banyak kepentingan barat dan AS yang membonceng dalam rangka mempertahankan hegemoni ekonomi dan politiknya.

Oleh sebab itu, internasionalisasi kebijakan ekonomi bisa disebut bukanlah sebuah keniscayaan. Yang menjadi sebuah keniscayaan adalah justru kebijakan ekonomi nasionalnya karena sebagai negara yang berdaulat seperti Indonesia mempunyai hak prerogatif mutlak untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan ekonominya sendiri.

Tujuannya jelas, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Atau dalam dimensi yang lain bisa disebut sebagai upaya membangun kekayaan bangsanya. Kebijakan ekonomi suatu negara sejatinya harus diorientasikan untuk membangun kekuatan ekonomi negara bersangkutan dan dikembangkan dalam rangka membangun kemandirian dan daya saing.

Logika semacam ini yang benar karena berarti kebijakan ekonomi suatu negara harus mampu menjawab kepentingan nasional negara yang bersangkutan, bukan kepentingan internasional yang harus diutamakan. Internasionalisasi kebijakan ekonomi dapat dipandang sebagai bentuk kolonisasi di bidang ekonomi atau praktek pengaturan kepentingan politik internasional yang bekerja untuk kepentingan praktek kapitalisme ekonomi global.

Karena itu, kalau ada negara yang berdaulat menolak, maka tindakan yang dilakukannya adalah wajar dan dapat dibenarkan. Isu kebijakan yang sepatutnya ke depan harus dikembangkan antara lain bahwa setiap negara di dunia diberikan kesempatan yang sama untuk meningkatkan produktivitas ekonomi nasionalnya.

Hal-hal yang perlu dijadikan norma berstandar internasional dalam perdagangan antar negara di dunia cukup yang berkaitan dengan isu kesehatan, kemananan, keselamatan dan lingkungan hidup karena secara universal semua mahluk hidup dimanapun membutuhkan adanya jaminan itu.

Di luar itu seluruh tatatan kebijakan ekonomi yang dilakukan suatu negara diserahkan kepada aturan main yang diembankan masing-masing negara. Yang menjadi keniscayaan dalam pergaulan internasional sejatinya adalah semangat untuk saling berbagi, saling mencukupi kebutuhan dan senatiasa untuk saling mau melakukan kerjasama dalam pengertian yang sebenarnya.

Hal yang demikian menjadi keniscayaan karena semangat globalisasi memberikan pelajaran bahwa di antara bangsa-bangsa di dunia memang tidak akan pernah bisa hidup dalam lingkungan yang isolatif, egois, tetapi pasti akan saling bergantung. Semangatnya bukan persaingan, tetapi kerjasama dan bila perlu bekerja bersama sehingga pendekatan yang idial adalah humanistik, bukan liberalistik.

Kebijakan ekonomi nasional dalam rangka mewujudkan kemandirian dan daya saing tidak akan pernah lepas dari isu perlindungan, pembinaan dan pengembangan kepada pelaku ekonomi dan sumber daya yang dikelolanya dalam setiap prosesnya. Semua negara pasti akan menjalankan proses yang seperti itu.

Dalam hubungan ini, ketika suatu negara yang berdaulat mengalami tekanan ekonomi sehingga mengancam kepentingan nasionalnya dapat bertindak sendiri untuk melakukan pengamanan dan penyelamatan sesuai dengan aturan mainnya sendiri tanpa harus mengikuti syarat-syarat dan tatacara seperti yang sekarang ini diatur WTO.

Akhirnya kepada seluruh negara di dunia mohon dapat mengkaji ulang peran dan fungsi WTO dalam prespektifnya yang baru dengan berbagai semangat seperti yang sudah dibahas di depan. Dalam situasi ekonomi dunia yang sekarang ini mengalami pelambatan pertumbuhan, terbukti WTO tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi fenomena ekonomi yang terjadi.

WTO mandeg dan tidur lelap sekarang ini karena para anggotanya seperti AS dan beberapa negara di Eropa sedang sakit keras ekonominya dan tanda-tanda pemulihannya sangat lambat karena penyakitnya akut. ***

CATEGORIES
TAGS