Wawancara Akhir Tahun – Industri Unggulan Siap Hadapi MEA 2015

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

WAWANCARA AKHIR TAHUN - Dirjen IUBTT, Budi Darmadi (dua dari kiri) didampingi Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Tedy Sianturi (dua dari kanan) dan Kasudit Industri Perkapalan, Immanuel Silitonga (paling kanan) sedang diwawancarai wartawan tubasmedia.com, Enderson Tambunan di ruang kerjanya, Senin. (tubasmedia.com/sabar hutasoit)

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Industri-industri yang tergolong unggulan dan berbasis teknologi tinggi siap menghadapi pasar tunggal ASEAN yang dimulai pada akhir 2015. Bahkan, untuk produk elektronik dan teknologi informasi dengan sasaran pasar menengah ke bawah, Indonesia unggul di ASEAN. “Seng ada lawan,” kata Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknolog Tinggi (IUBTT), Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, dalam wawancara akhir tahun dengan tubasmedia.com di ruang kerjanya, Senin (23/12) siang.

Ia mengatakan, industri otomotif, elektronik, teknologi informasi, mesin peralatan pertanian, mesin peralatan energi, dan kapal, terus berkembang setiap tahun. Oleh karena itu, Ditjen IUBTT optimistis pada saat dimulainya pasar tunggal ASEAN, sebagai bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN, pada Desember 2015, tidak ada lagi masalah menyangkut kesiapan, mengingat pengembangan industri-industri tersebut suah menunjukkan hasil menggembirakan. Kemajuan tersebut dapat pula dilihat dari peningkatan ekspor dan penurunan impor. Program itu akan ditingkatkan tahun 2014, sehingga kontribusi industri pada pertumbuhan ekonomi nasional lebih meningkat.

Dirjen IUBTT Budi Darmadi menyebutkan salah satu contoh industri handphone (HP) yang meningkat dari tahun ke tahun. Untuk pangsa pasar menengah ke atas produk HP kita berada di posisi atas. “Sedang produk kelas menengah ke atas kita serahkan kepada negara lain,” katanya dan menambahkan, pasar produk HP menengah ke bawah jauh lebih besar. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus mengembangkan produk teknologi informasi.

Sebelumnya, Budi Darmadi menguraikan kinerja industri-industri yang berada di bawah binaan Ditjen IBTT, yang meliputi, antara lain, otomotif, elektronik, teknologi informasi, mesin perkakas/mesin pertanian, mesin peralatan energi, dan perkapalan.

Selama tahun 2013 dicanangkan program kemandirian teknologi dalam proses produksi. Program itu tercapai dengan hasil bertumbuhnya sejumlah industri. Di antaranya, di lingkungan industri otomotif berdiri lima pabrik mobil baru dan berkembang 100 industri komponen. Untuk industri teknologi informasi dibangun pabrik HP Axio dan dua pabrik lainnya dalam proses pembangunan.

Di sektor elektronik, berkembang produk-produk baru, seperti televisi dan perangkat audio. Untuk industri mesin peralatan energi berhasil dibangun pembangkit listrik, peralatan arus tegangan tinggi, transformator tegangan tinggi, serta dimulainya pengembangan secara komersial turbin di bawah 20.000 watt. Di lingkungan perkapalan, keberhasilan dalam pengembangan kapal dan tanker-tanker di bawah 30.000 ton.

Proyeksi 2014

Mengenai proyeksi tahun 2014, Budi Darmadi mengatakan, melanjutkan program kemandirian dalam bentuk menciptakan nilai tambah dalam penggunaan teknologi proses produksi. Selain itu, mengembangkan program research and development (R & D) terapan. Misalnya, di bidang teknologi informasi memastikan tersedianya produk yang lebih berkualitas, seperti alat charger telepon genggam, pengiriman SMS yang lebih cepat, serta sistem sinyal yang lebih tahan menghadapi cuaca.

Di bidang industri perkapalan, diprogramkan percepatan waktu pembangunan kapal dengan cara menambah peralatan produksi, peningkatan industri komponen, peralatan interior dan peralatan komunikasi. Pembangunan kapal-kapal antarpulau akan diutamakan di dalam negeri. “Tahun depan impor kapal akan banyak berkurang,” katanya. Sedang di bidang industri mesin perkakas dan mesin pertanian, akan diselesaikan pembangunan pusat mesin perkakas di Bandung.

Usaha-usaha pengembangan itu akan memberikan nilai tambah dalam penggunaan teknologi. “Kita optimistis program itu survive dan cerah,” katanya. Ia mengatakan, kita akan terus mencari akal agar industri-industri terus tumbuh. Dengan demikian, ekspor dapat ditingkatkan dan impor dikurangi. Sebagai contoh ia menyebutkan, ekspor otomotif sudah tembus 200.000 unit dan impor 140.000. Untuk barang-barang elektronik dan teknologi informasi sudah surplus. Nilai ekspor produk elektronik 8 miliar dolar AS dan untuk teknologi informasi 3 miliar dolar AS.

Kontribusi dari pengembangan industri tersebut bagi negara (pusat dan daerah) tentu meningkat. Ia menyebutkan contoh, pengembangan industri otomotif mampu meningkatkan 30 persen pendapatan asli daerah di beberapa daerah.

Kendala

Menjawab pertanyaan mengenai kendala dalam upaya mengembangkan industri, Budi Darmadi mengatakan, terutama berkaitan dengan kekurangan engineer bersertifikasi. Untuk berkiprah pada industri-industri tersebut tidak cukup hanya lulusan perguruan tinggi, tapi mesti yang telah mengikuti praktik cukup lama. Sebagai contoh, untuk pengelasan kapal dibutuhkan paling sedikit 1.000 tenaga kerja, sedang yang ada baru 500 orang.

Dikemukakan, untuk mengatasi kekurangan tenaga terdidik dan terampil, pihaknya meminta pabrikan melatih engineer baru minimal enam bulan. Selain itu, Kemenperin mengimbau lembaga-lembaga pendidikan untuk menyiapkan tenaga kerja terampil serta membuka pelatihan di balai-balai pelatihan.

Mengenai pengembangan R & D terapan, Budi Darmadi mengatakan, lembaga tersebut amat penting dalam memajukan industri. Oleh karena itu, dalam program mendatang, R & D terapan diupayakan berdiri di perusahaan-perusahaan dan balai-balai yang dikelola oleh Kemenperin. Sesuai dengan namanya, bagian R & D itu akan mengembangkan teknologi sederhana pada produk-produk industri. (ender/sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS