Tradisi Daya Tarik Kampung Naga
Laporan: Redaksi
TASIKMALAYA, (TubasMedia.Com) – Hingar bingar kehidupan modern tidak berpengaruh pada kehidupan masyarakat tradisional Kampung Naga di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Malah sebaliknya, kehidupan modern, di desa itu dianggap tabu diterapkan di masyarakat, sehingga membuat tradisi masyarakat Kampung Naga sangat dikagumi wisatawan yang berkunjung ke daerah itu.
Kampung Naga yang terletak di wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan sebuah perkampungan adat tradisional yang sangat unik dan bersejarah di Jawa Barat. Masyarakat Kampung Naga masih tetap memegang teguh adat istiadat leluhur, meski pun berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat modern saat ini.
Kampung Naga secara administratif berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Tasikmalaya dan 26 kilometer dari Kota Garut dan sekitar 90 kilometer dari ibu kota Jawa Barat, Bandung.
Keunikan masyarakat Kampung Naga, setiap bentuk rumah sama, yakni beratapkan ijuk atau rumbia dengan dinding terbuat dari seret-seret rotan yang disusun menyerupai tikar besar atau terbuat dari bilik bambu, di atas daun pintu terdapat sejenis anyaman yang disebut tanda angin.
Sesepuh masyarakat Tasikmalaya H. Djadja W mengungkapkan adat istiadat masyarakat Kampung Naga sampai kini masih steril dari pengaruh luar, seperti jumlah rumah tidak lebih dari 113 bangunan dengan jumlah penduduk tidak lebih dari 312 jiwa atau sekitar 108 KK.
Uniknya masyarakat Kampung Naga sudah turun menurun, setiap bangunan dan rumah warga tabu (dilarang) secara adat mengecat rumah (bangunan) dengan menggunakan cat, kecuali memakai cat terbuat dari kapur sirih. Begitu pula memasak masih memakai kayu bakar dan kompor minyak tanah, karena masyarakat Kampung Naga tabu menggunakan gas elpiji. (hakri)