Tokoh Kontroversial

Loading

Oleh: Sabar Hutasoit

Marzuki Alie

Marzuki Alie

KEMBALI Ketua DPR Marzuki Alie membuat pernyataan kontroversial. Untuk kesekian kalinya, politikus dari Partai Demokrat ini menuding kalau alumnus sejumlah perguruan tinggi negeri seperti Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Institut Pertanian Bogor (IPB) umumnya jadi koruptor.

Sudah barang tentu omongan doktor jebolan salah satu perguruan tinggi di Malaysia ini mengundang protes. Sebutlah misalnya Martin Hutabarat anggota Dewan Penasihat Alumni UI(Fraksi Partai Gerindra DPR), Donny Gahral Ardian, dosen filsafat UI dan Ganjar Pranowo yang juga alumnus UGM (Wakil Ketua Komisi II DPR). Bahkan David Tobing yang kini menyelesaikan study S3 di UI sudah mendaftarkan gugatannya ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Masayarakat awam juga tidak kala kaget mendengar pernyataan pendekar politik dari partai binaan Presiden SBY ini. Kalaulah benar tuduhan Marzuki bahwa orang-orang pintar jebolan perguruan tinggi ternama dan sangat dibangga-banggakan negeri ini adalah koruptor yang menggerogoti uang rakyat, lalu apa lagi yang bisa kita banggakan.

Pejabat pemerintah jadi koruptor, wakil rakyat apalagi. Kini muncul temuan baru jebolan pergurun tinggi ternama di negeri ini juga jadi koruptor. Lalu rakyat kecil ini mau diapakan dan mau mengadu kemana?

Ke polisi? entar dulu. Jaksa? gak dipercaya lagi. Hakim? apalagi, sebab sudah ada bukti hakim terima suap dan sudah masuk penjara. Pengacara? Setali tiga uang. Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, Lurah dan Ketua RW atau RT ? apakah masih bisa dipercaya? Wallahualam…

Nah kembali kepada tuduhan Ketua DPR tadi. Tiga perguruan tinggi yang disebut sebagai perguruan yang memproduksi koruptor yakni UI, IPB dan Gajah Mada, apakah masih layak dipertahankan? Pertanyaan ini muncul sebab koruptor saja kita (maaf mungkin tidak semua orang) musuhi apalagi lembaga atau institusi pendidikan yang memproduksi koruptor? Sama halnya rumah-rumah yang dijadikan sindikat narkoba memproduksi narkoba, kan digrebeg polisi.

Lalu apa bedanya pabrik narkoba dengan ketiga perguruan tinggi yang disebut Marzuki Alie mencetak koruptor-korptor. Harusnya aparat keamanan langsung mengrebeg ketiga perguruan itu untuk membuktikan tuduhan Marzuki Alie dan kalau terbukti, ketiga perguruan tinggi sebaiknya dib ubarkan saja agar kegiatan memproduksi koruptor terhenti.

Namun jika aparat ekamanan tidak menemukan bukti seperti yang dituduhkan Marzuki Alei, apafrat keamanan juga harus memeriksam Marzuki Alie karena telah menyiarkan berita bohong alias palsu.

Upaya mencari benar tidaknya tuduhan Marzuki Alie ini sebenarnay tidak hanya untuk kepentingan hukum, akan tetapi teramat penting untuk khalayak ramai khususnya para orangtua yang ingin melanjutkan pendidikan anak-anaknya ke perguruan tinggi.

Pasalnya, tak seorangpun orangtua yang mendambakan putra-putrinya kelak menjadi koruptor. Karena itu jika benar ketiga perguruan tinggi itu produsen koruptor, para orangtua akan melarang anak-anaknya mendaftar ketiga perguruan tinggi tersebut.

Sementara itu kepada Marzuki Alie diusulkan kalau membuat pernyataan jangan seenak perutnya. Masih ingat ketika negeri ini dilanda tsunami, Marzuki mengatakan ‘’siapa suruh rakyat tinggal di tepi pantai sebab resiko orang tinggal di tepi pantai adalah tsunami”

Demikian juga masalah anggaran renivasi gedung DPR, Marzuki mengatakan “jangan ditanya rakyat bodoh, tanyalah rakyat berpendidikan” dan masih banyak lagi kalimat-kalimat yang kontroversial. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS