Tepung Mangrove Gantikan Terigu

Loading

Laporan: Redaksi

Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Kementerian Perindustrian Dr Ir Sudarto MM

Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Kementerian Perindustrian Dr Ir Sudarto MM

SEMARANG, (TubasMmedia.Com) – Peranan tepung yang diolah dari buah mangrove untuk dijadikan bahan baku berbagai penganan seperti kue dan biskuit serta roti, dipastikan dapat menggantikan posisi tepung pembuat roti yang lain seperti misalnya tepung ubi, tepung beras, talas dan singkong.

Hal itu diungkapkan Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Kementerian Perindustrian Dr Ir Sudarto MM dalam perbincangan bersama tubasmedia.com di kantornya, kemarin.

Bahkan diperkirakan, kehadiran tepung mangrove, tidak tertutup kemungkinan dapat menggantikan peran tepung terigu. Jika peranan tepung mangrove terwujud, maka akan terjadi penghematan devisa melalui pengurangan impor gandum sekaligus mampu menggalakkan penggunaan bahan baku lokal.

Sudarto menjelaskan penemuan buah mangrove diolah menjadi tepung adalah merupakan hasil penelitian teknologi pengolahan berdasarkan model dan variabel yang berpengaruh terhadap kualitas tepung yang dihasilkan. Bahkan ini merupakan penemuan strategis dan komoditas tersebut sangat membantu ketahanan pangan nasional.

Hutan mangrove selama ini dikenal sebagai pengaman pantai dari serbuan air laut. Yang dianggap berguna dari mangrove hanyalah batangnya yang bisa diproses menjadi arang. Maka tidak heran jika tumbuhan mangrove kurang dilestarikan bahkan terkesan tidak dirawat karena anggota masyarakat sekitar pesisir dengan cara semrawut menebas pohon mangrove hanya untuk mengambil batangnya dan setelah itu dibiarkan begitu saja tanpa ada niat dan upaya melestarikan.

Namun ternyata, lanjut Sudarto tanaman mangrove mampu memberikan manfaat yang lebih lagi kepada manusia. Sudarto menuturkan tepung mangrove merupakan produk antara, yakni antara bahan baku buah mangrove dan produk hilir, yaitu produk jadi seperti kue, ‘cookies’, keripik dan makanan siap konsumsi lainnya.

Ditambahkan oleh Sudarto, pihaknya bersama tim sudah melakukan analisa kualitas komposisi senyawa yang terkandung dalam buah mangrove seperti menghitung kandungan klorofil, vitamin C, HCN dan gluten.

Menurutnya, dari hasil penelitian, potensi buah mangrove cukup besar, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun selama ini belum dimanfaatkan secara kesinambungan untuk pelestarian produksi dan tanaman mangrove.

Menjawab pertanyaan dikatakan proses pembuatan tepung tersebut sudah siap yang dimulai dari perajangan buah mangrove, ekstraksi tanin dan HCN, pengeringan, penggilingan, pengayakan, pengemasan dan menjadi tepung mangrove yang siap dipasarkan. Namun untuk dijadikan bahan kue masih dalam tahap penyempurnaan sementara pengelolaan buah mangrove tersebut juga merupakan hasil integrasi akademisi, pengusaha, pemerintah dan masyarakat.

Sudarto yakin, penggunaan tepung mangrove akan sekaligus bisa membantu perekonomian masyarakat di sepanjang pesisir Indonesia dengan cara memanfaatkan buah mangrove. Dengan tampilnya tumbuhan mangrovemenjadi salah satu sumber mata pencaharaian, maka hutan mangrove-pun akan secara otomatis dilestarikan semua pihak.

‘’Yang menjaga kelestarian hutan mangrove nantinya tidak lagi hanya pemerintah tapi juga masyarakat sekitar karena sudah memberi sumber penghidupan. Lingkungan-pun akan menjadi lestari,’’ katanya. (sabar)

CATEGORIES
TAGS