Tekstil RI Menurun, Vietnam dan Bangladesh Tetap Tumbuh
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan industri tekstil di dalam negeri masih lemah bahkan kalah dibanding dengan Vietnam dan Bangladesh untuk menuju pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
“Terkait dengan pasar global, kita masih kalah dengan Vietnam dan Bangladesh di pasar Eropa dan Amerika,” ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Jokowi menjelaskan, ekspor tekstil dan produk tekstil secara year to date (ytd), yaitu Januari-Oktober 2016 turun 4,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara Vietnam dan Bangladesh masih tetap tumbuh.
“Kita masih kalah ama Vietnam dan Bangladesh yang masing-masing menguasai 3,62% dan 4.05% pasar TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) dunia,” ungkapnya.
Pada pasar domestik, produk dalam negeri juga masih belum dapat bersaing. Hal ini juga dikarenakan masih adanya praktik impor ilegal.
“Industri TPT juga belum mampu menguasai pasar domestik karena serbuan barang impor yang seringkali masuk lewat praktik-praktik impor yang illegal, dengan modus golongan atau rembesan dari kawasan berikat serta impor bagian pemalsuan,” paparnya.
Banyak komponen yang harus dibereskan agar industri ini kembali tumbuh. Di antaranya adalah dengan harga gas.
“Karena harga gas berkontribusi besar kepada sisi hulu industri tekstil. Dan juga mempermudah prosedur transportasi bahan baku yang berorientasi ekspor buat proses-proses transportasi bahan baku TPT jadi lebih sederhana dan juga tidak menyulitkan bidang usaha industri ini,” terang Jokowi. (red)