Tawuran, Fenomena Apa Gerangan?

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

Fauzi Aziz

Fauzi Aziz

ORANGTUA yang masih mempunyai anak sekolah TK, SD, SLTP, SLTA, dan mahasiswa, pasti selalu was-was dan galau melihat fenomena tawuran, akhir-akhir ini. Kenapa demikian, karena kejadiannya sudah semakin mengkhawatirkan, baik menyangkut keamanan maupun nyawa anak-anak kita, tunas-tunas anak negeri harapan bangsa.

Kejadian itu sudah menjurus ke perbuatan kriminal, baik direncanakan maupun tidak direncanakan. Siapa yang bisa mengurai fenomena ini secara obyektif, apa adanya dan jujur agar ada jawaban yang dapat memberikan kepastian munculnya fenomena itu?

Sebaiknya, posisinya tidak ditempatkan untuk mencari siapa yang salah, meskipun tidak sepenuhnya bisa dihindari. Ini masalah pendidikan yang tidak bisa serta merta bicara hitam putih. Pendidikan adalah sebuah kebutuhan setiap individu yang prosesnya tidak mengenal usia.

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang bertujuan untuk mencetak insan-insan yang berilmu dan berkepribadian agung dan luhur. Dimensinya luas dan dalam, menyangkut aspek pembangunan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Jika paradigma ini kita ikuti, maka penyelenggaraan sistem pendidikan pendekatannya harus paripurna dan berkelanjutan di segala jenjang yang berdimensi tiga tadi.

Pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. Semua, tanpa kecuali, ikut bertanggung jawab dalam prosesnya untuk menciptakan insan yang berilmu dan berkepribadian agung dan luhur tadi. Kalau boleh didramatisir sedikit, proses pendidikan itu sangat berpresisi tinggi dan sangat sensitif dari segala bentuk pengaruh baik dan buruk sekecil apa pun kebaikan dan keburukan itu. Karena prosesnya seperti itu, maka komunikasi dalam pendidikan harus berlangsung cair, tulus, sabar dan jujur penuh keteladanan.

Fenomena tawuran bisa terjadi kapan saja dan di mana saja dan dapat menimpa siapa saja. Realitasnya sudah terjadi dalam kehidupan kita sehari hari. Politikus saja bisa tawuran seperti anak sekolah dan seperti pada kelompok masyarakat yang lain. Jangan-jangan, maaf, kata fenomena tawuran terjadi akibat salah memberi asupan gizi, karena yang dimakan adalah dari perolehan rejeki yang tidak halal, seperti hasil dari barang curian, korupsi, judi, money laundering, jual narkoba, dan sebagainya?

Banyak Faktor Penyebab

Mari sama-sama kita cari penyebabnya yang clear and clean dan objektif, karena fenomena dan peristiwa tawuran kita sepakat bahwa itu adalah akibat. Pasti banyak faktor dapat kita temukan jika proses investigasinya dijalankan dengan baik, benar, objektif, dan bebas kepentingan.

Tawuran bisa disebut sebagai fenoma psikososial. Kondisinya seperti api dalam sekam, kalau ada yang menyiram dengan bensin pasti akan membara nyala apinya, tapi kalau didiamkan bisa aman-aman saja dengan catatan semua pihak harus dalam posisi waspada dan tidak boleh lengah.

Paling bijaksana dan sambil mencari solusinya yang tepat, lebih baik kita sama-sama melakukan self assessment untuk mengevaluasi diri, mencari tahu sendiri kelemahan dari berbagai bentuk layanan yang diberikan apakah berpotensi memberikan dampak negatif bagi pendidikan. Jika memang bisa menimbulkan dampak negatif tentu harus bisa dikoreksi. Ini harus kita jalankan. Kita tidak bisa menyerahkannya begitu saja kepada Mendikbud dan jajarannya dan Menteri Agama dan jajarannya untuk mengatasi masalah tawuran pelajar/mahasiswa khususnya.

Fenomena tawuran termasuk masalah yang serius dihadapi oleh bangsa ini. Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi yang dengan sangat mudah dan murah diakses telah melahirkan manfaat sekaligus mudarat, karena berbagai informasi dan tayangan yang berpotensi membuat kepribadian seseorang goyah.

Faktanya demikian adanya dan hal ini berlangsung 24 jam tanpa berhenti, nyaris sulit dikontrol. Kita tidak boleh frustrasi melihat fenomena tawuran yang terjadi di sekitar kita. Kita harus yakin bahwa fenomena tawuran harus bisa dipadamkan agar hidup kita bisa menjadi tentram dan bisa tetap menyelenggarakan pendidikan dalam arti luas, dalam rangka membangun kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual.

Kita semua patut ikut berduka atas peristiwa tawuran yang menyebabkan beberapa anak didik dari saudara kita meninggal dunia. Semoga amal kebaikannya diterima di sisi Tuhan YME. Pelakunya, karena peristiwa itu diduga sebagai tindakan kriminal, harus ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku. Bagi kita semua mari kita panjatkan doa semoga kita semua disadarkan bahwa di balik semua fenomena tawuran itu ada sesuatu yang harus kita lakukan.

Bertobat kalau memang kita merasa telah membuat kesalahan besar/kecil dalam menyelenggarakan pendidikan formal/non formal. Kemudian atas bimbingan dan petunjuk Tuhan YME, kita semua wajib melakukan langkah positif untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik agar kita tidak terus didera musibah. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS