Tasikmalaya Kembangkan Industri Kerajinan Kreatif

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

TASIKMALAYA, (Tubas) – Tasikmalaya dinobatkan menjadi percontohan industri fesyen muslim Indonesia. Penobatan tersebut dengan alasan Tasikmalaya dinilai berhasil mengembangkan industri kerajinan kreatif busana muslim yang berpadu dengan bordir, batik dan sulaman, sehingga usaha fesyen dan butik busana muslim sangat bergairah.

Namun, stigma Tasikmalaya sebagai kota fesyen muslim, kini tidak lagi segairah sebelumnya, karena menurut pengakuan sejumlah pengusaha busana muslim, penjualan fesyen mereka cenderung stagnan. “Penjualan busana muslim di Tasikmalaya akhir-akhir ini jalan santai saja. Bahkan, omset yang dialami sekarang terus merosot, dari sebelumnya Rp 20 jutaan per bulan, saat ini anjlok menjadi Rp 9 juta per bulan,” ungkap Sri Mulyani.

Meningkatnya omset penjualan busana muslim, hanya terjadi setiap menjelang Idul Fitri. Selain bulan tersebut, pembeli fesyen muslim terbilang sepi. Termasuk Mei ini. “Dalam sebulan ini, busana muslim yang terjual antara 1 sampai 5 potong saja per harinya, kalau dirata-rata omset sekarang berkisar Rp 300 ribuan per hari,” tambahnya.

Kurangnya peminat masyarakat untuk membeli busana muslim, salah satunya dipicu akibat daya beli masyarakat yang lemah. Kendati demikian, dia selalu berharap produk yang diunggulkan, gaun batik seharga Rp 350 ribu asal Jakarta, banyak pembelinya ketika menjelang Lebaran.

Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan UMKM dan Pariwisata Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. Hamdan dalam sosialisasi Roadmap Pengembangan Industri Kreatif Fesyen Muslim Indonesia dan Pameran Produk Unggulan Tasikmalaya, di Graha Asia, baru-baru ini mengatakan, Tasikmalaya merupakan contoh nyata industri fesyen muslim dapat diandalkan sebagai penggerak ekonomi daerah yang mampu menjadi pembeda industri fesyen Indonesia di mata dunia. (hakri/dadang)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS