Stok Garam Habis, Keran Impor Dibuka

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Untuk memenuhi kebutuhan garam konsumsi pada periode Maret-Juli 2012, pemerintah akan memberikan kuota impor garam untuk konsumsi langsung masyarakat 600.000 ton-700.000 ton pada tahun ini.

Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh mengatakan keputusan impor garam itu akan diputuskan 9 Februari 2012 dalam rapat koordinasi Kementerian Koordinator Perekonomian.

‘’Berdasarkan perkiraan, kita perlu impor garam konsumsi, karena stok sudah habis sampai akhir Februari 2012. Untuk kebutuhan 5 bulan Maret-Juli 2012, kebutuhan per bulan sekitar 120.000 ton, sehingga harus impor sekitar 600.000-700.000 ton,” ujarnya, usai Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rabu pecan silam di Jakarta.

Dia menjelaskan stok garam telah dilakukan verifikasi oleh lembaga surveyor PT Sucofindo yang langsung melakukan survei ke petani, perusahaan, dan PT Garam (persero). Setelah melakukan survey, PT Sucofindo menyatakan stok garam saat ini sebanyak 201.000 ton, tetapi sudah diserap oleh industri sebanyak 60.000 ton, sehingga hanya tersisa sekitar 141.000 ton.

Menurut Deddy, panen garam baru akan dimulai pada Agustus mendatang, sehingga dikhawatirkan akan ada kekosongan pasokan garam selama 5 bulan. Oleh karena itu, untuk mengisi kekosongan pasokan garam itu, pemerintah akan memberikan kuota impor sekitar 600.000-700.000 ton.

Deddy menegaskan jika ada impor garam konsumsi itu, maka dipastikan tidak akan mengganggu garam lokal pada saat panen, karena garam impor itu sudah akan habis terserap pasar. “Kalau memang produksi cukup, maka tidak perlu untuk impor.”

Dia menjelaskan stok garam yang akan menjadi dasar untuk memutuskan impor. Sementara itu, stok garam didata oleh lembaga surveyor independen yaitu PT Sucofindo. “Jadi, jangan ada kepentingan, misalnya ada kepentingan Kementerian Perdagangan, karena ini disurvey oleh lembaga independen. Kita juga tidak ingin impor.”

Bahkan, Deddy meminta semua pihak untuk melakukan pendataan stok garam bersama-sama jika ada salah satu pihak yang masih mempertanyakan kepastian stok saat ini. “Kalau diputuskan untuk tidak impor, tidak apa-apa.”

Menurut dia, PT Sucofindo melakukan survei stok garam nasional pada Januari lalu dengan sample mencakup ratusan lokasi. “Kita mempercayai itu [survei PT Sucofindo].”

Sementara itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengklaim produksi garam tahun lalu sebanyak 1,5 juta ton. Adapun, kebutuhan garam konsumsi pada tahun ini sekitar 1,4 juta ton.

Ada perbedaan data KKP dengan data kesepakatan pemerintah yang mencatat produksi garam pada 2011 hanya 1,1 juta ton bukan 1,5 juta ton.

Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad mengatakan data tersebut didapatkan dari Dinas Kelautan di seluruh Indonesia.

Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) tahun ini dengan anggaran Rp107 miliar dapat menghasilkan garam sebanyak 1,3 juta ton.

Badan Pusat Statistik mencatat impor garam periode Januari-Desember 2011 sebanyak 2,84 juta ton dengan nilai US$146,49 juta berasal dari Australia, India, Singapura, Jerman, dan Selandia Baru.

Sudirman meminta pihak lain untuk memastikan seluruh garam rakyat sudah terserap oleh pasar jika terpaksa harus mengimpor. Sudirman memastikan kebutuhan garam selama 3 bulan ke depan masih dapat dipenuhi dari stok saat ini. (tim)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS